Salah satu aktivitas membaca yang menyenangkan adalah membaca kisah-kisah yang berasal dari cerita rakyat. Dari cerita rakyat ini kita bisa memetik manfaat baik itu berupa pengetahuan atau pun pelajaran hidup. Kali ini kita akan menceritakan salah satu kisah cerita rakyat yang juga merupakan cerita fiksi yang cukup terkenal berjudul Bawang Putih dan Bawang Merah. Kisah ini bahkan sering ditampilkan dalam bentuk sinetron di televisi. Berikut kisahnya dalam bahasa Inggris lengkap dengan terjemahannya.
Garlic and Red Onion
In ancient times, there was a small family who lived happily. The family consists of a father, mother, and a beautiful girl named garlic. They are a harmonious and happy family even though the father only works as an ordinary merchant. One day, happiness in the family is lost because the mother died. Garlic is very sad because he loves his mother so much, so is his father who is very sad because his wife has died.
After the mother of garlic died, her home was often visited by a widow who had a child named shallot. Onion mothers often come to the garlic house and bring food, help clean the house, and chat with the garlic father. Finally, the garlic father thought that he should marry the widow and make her the new mother for garlic.
He asked for suggestions and consideration from garlic. After being permitted to marry by garlic, the father immediately married to the mother of onion. They became a new family and lived in the house. At first, mother shallots and onions are very good at garlic. However, good behavior does not last long. Over time the onion and her mother began to show their bad attitude. Garlic is often scolded and given heavy work when the father goes to trade. He has to do a lot of homework while shallots just sit and do not work at all. However, the situation was never told by his father, so garlic continues to be treated poorly by onions and his mother.
One day the father was sick and passed away. Since then, onion and her mother have treated garlic even worse. Garlic almost never breaks every day. in the morning, he had to get up to prepare water and breakfast for the shallots and his mother. Then, he also had to feed livestock, wash clothes, and even water the entire garden. Even though he has so much work to do, the white body does it all happily. He hopes, with sincerity, the mother would love him sincerely and regard him as a biological child.
One morning, garlic went to the river to wash clothes. He was so happy and washed so passionately. Because he was too excited, he did not realize that there was a shirt that was washed away. He realized that the clothes were washed away when it had been carried quite far away. Then, he chased after and did not get the shirt. He felt hopeless and immediately returned home.
The shirt is the favorite clothes of shallots mom. Of course, the mother was angry and told her to look for the shirt until it was found. Garlic returned to the river and walked west to look for her mother's favorite clothes. He walked along the river flow for tens of kilometers. After that, garlic suddenly saw someone who was bathing a buffalo in the river. He asked the person about the clothes that had been washed away. Then, he got information that the mother onion shirt was washed away, but the shirt was not far from where he stood. At that moment, garlic immediately ran down the river to find the clothes.
It was getting dark and garlic found a house. Because he was very tired, he decided to rest for a while in the house. Apparently, in it lived a grandmother who had previously found clothes belonging to the mother of garlic. The grandmother wants to return the clothes to garlic, on condition that garlic must accompany her for a week. Garlic was so sorry for the grandmother, and she agreed to stay with the grandmother for a week. Within one week, he made the grandmother very happy because she worked diligently and never complained.
After garlic accompanied the grandmother for a week, she was given one pumpkin as a present. When he opened the pumpkin, he was very surprised because inside there was so much gold and gems. He immediately went home and told the incident to the mother and also the onion. However, the gold and jewels he got were immediately taken away and he was forced to tell where the jewelry could be obtained. Garlic immediately said that he got it from a grandmother who lived near the river.
The next day, onion came to the grandma's house and stayed for one week. However, because onion is a lazy girl, the grandmother gave her a different pumpkin from garlic. Shallots don't care and he immediately goes home and opens the pumpkin with his mother. Apparently, the contents of the pumpkin are not gems or gold, but poisonous snakes that bite the onion and its mother. Both of these people died because of their greed.
Garlic now lives on its own but it is calmer and no one bothers it. He lives happily with the gold and jewels he has.
The lessons we learn from the garlic and garlic stories are :
- We cannot impose our work on others. As long as we can still do it ourselves.
- We cannot be so mean to others.
- Always patient, resolute, accepting the situation with a chest open, will surely produce good and satisfying results.
- People who do good will get good anyway.
Untuk memperoleh file MS. Wordnya, silahkan download di sini Bawang Merah dan Bawang Putih Bahasa Inggris.
Terjemahannya :
Bawang Merah dan Bawang Putih
Pada zaman dahulu, ada sebuah keluarga kecil yang hidup bahagia. Keluarga tersebut terdiri dari ayah, ibu, dan seorang gadis cantik bernama bawang putih. Mereka adalah keluarga yang harmonis dan bahagia meskipun sang ayah hanya bekerja sebagai seorang pedagang biasa. Suatu hari, kebahagiaan yang ada di dalam keluarga tersebut hilang karena sang ibu meninggal. Bawang putih sangat sedih karena ia sangat menyayangi ibunya, begitu juga sang ayah yang sangat sedih karena sang istri telah meninggal.
Setelah ibu bawang putih meninggal, rumahnya sering dikunjungi oleh seorang janda yang mempunyai anak bernama bawang merah. Ibu bawang merah sering datang ke rumah bawang putih dan membawakan makanan, membantu membersihkan rumah, dan mengobrol dengan ayah bawang putih. Akhirnya, ayah bawang putih berpikir bahwa sebaiknya ia menikah dengan janda tersebut dan menjadikannya sebagai ibu baru untuk bawang putih.
Ia meminta usul dan pertimbangan dari bawang putih. Setelah diizinkan untuk menikah oleh bawang putih, maka sang ayah segera melaksanakan pernikahan dengan ibu bawang merah. Mereka menjadi sebuah keluarga baru dan tinggal di rumah tersebut. Pada awalnya, ibu bawang merah dan bawang merah sangat baik terhadap bawang putih. Namun, perilaku baik tersebut tidak bertahan lama. Lama-kelamaan bawang merah dan ibunya mulai menunjukkan sikap buruk mereka. bawang putih sering dimarahi dan diberikan pekerjaan berat ketika sang ayah pergi berdagang. Ia harus mengerjakan banyak pekerjaan rumah sementara bawang merah hanya duduk dan tidak bekerja sama sekali. Namun, keadaan tersebut tidak pernah diceritakan olehnya kepada sang ayah, sehingga bawang putih terus diperlakukan secara buruk oleh bawang merah dan ibunya.
Pada suatu hari sang ayah sakit dan meninggal dunia. Sejak saat itu, bawang merah dan ibunya memperlakukan bawang putih semakin buruk. Bawang putih hampir tidak pernah istirahat setiap hari. di pagi hari, ia harus bangun untuk mempersiapkan air dan sarapan bagi bawang merah dan ibunya. Kemudian, ia juga harus member makan ternak, mencuci baju, dan bahkan menyirami seluruh kebun. Meskipun pekerjaan yang harus ia kerjakan begitu banyak, namun bawan putih melakukan semua itu dengan gembira. Ia berharap, dengan keikhlasan tersebut, sang ibu mau menyayanginya dengan tulus dan menganggapnya sebagai anak kandung.
Pada suatu pagi, bawang putih pergi ke sungai untuk mencuci baju. Dia begitu gembira dan mencuci dengan penuh semangat. Karena terlalu semangat, ia tidak sadar bahwa ada sebuah baju yang hanyut. Ia menyadari bahwa baju tersebut hanyut ketika telah terbawa aliran yang cukup jauh. Kemudian, ia mengejarnya dan tidak mendapatkan baju tersebut. Ia merasa putus asa dan segera pulang ke rumah.
Baju tersebut merupakan baju kesayangan ibu bawang merah. Tentu saja, sang ibu marah dan menyuruhnya untuk mencari baju tersebut hingga ditemukan. Bawang putih kembali lagi ke sungai dan berjalan ke arah barat untuk mencari baju kesayangan ibunya. Ia berjalan menyusuri aliran sungai hingga puluhan kilometer. Setelah itu, bawang putih tiba-tiba melihat seseorang yang sedang memandikan kerbau di sungai. Ia bertanya kepada orang itu mengenai baju yang hanyut. Kemudian, ia mendapat informasi bahwa baju ibu bawang merah hanyut namun baju tersebut tidaklah jauh dari tempatnya berdiri. Saat itu juga, bawang putih segera berlari menyusuri sungai untuk menemukan baju tersebut.
Hari semakin gelap dan bawang putih menemukan sebuah rumah. Karena sangat lelah, ia memutuskan untuk beristirahat sejenak di rumah tersebut. Ternyata, di dalamnya tinggal seorang nenek yang sebelumnya sudah menemukan baju milik ibu bawang putih. Sang nenek ingin mengembalikan baju tersebut kepada bawang putih, dengan syarat bawang putih harus menemaninya selama seminggu. Bawang putih begitu iba dengan nenek tersebut, dan ia setuju untuk tinggal bersama sang nenek selama seminggu. Dalam waktu satu minggu, ia membuat nenek tersebut amat gembira karena bekerja dengan rajin dan tidak pernah mengeluh.
Setelah bawang putih menemani sang nenek selama seminggu, ia diberikan satu buah labu sebagai hadiah. Ketika membuka labu tersebut, ia sangat terkejut karena didalamnya terdapat emas dan permata yang begitu banyak. Ia segera pulang dan memberitahukan kejadian tersebut kepada sang ibu dan juga bawang merah. Namun, emas dan permata yang ia dapatkan segera direbut dan ia dipaksa untuk memberitahukan di mana perhiasan tersebut dapat diperoleh. Bawang putih segera mengatakan bahwa ia mendapatkannya dari seorang nenek yang tinggal di dekat sungai.
Esok hari, bawang merah datang ke rumah nenek tersebut dan tinggal selama satu minggu. Namun, karena bawang merah adalah gadis yang malas, maka sang nenek memberikannya labu yang berbeda dari bawang putih. Bawang merah tidak peduli dan ia segera pulang dan membuka labu tersebut bersama ibunya. Ternyata, isi labu tersebut bukanlah permata atau emas, namun ular berbisa yang menggigit bawang merah dan ibunya. Kedua orang tersebut meninggal karena keserakahannya.
Bawang putih kini hidup sendiri namun ia lebih tenang dan karena tidak ada lagi orang yang menganggunya. Ia hidup bahagia dengan emas dan permata yang dimilikinya.
Pelajaran yang kita peroleh dari cerita bawang putih dan bawang merah adalah :
- Kita tidak boleh melimpahkan pekerjaan kita kepada orang lain. Selama kita masih bisa melakukannya sendiri.
- Kita tidak boleh semena-mena terhadap orang lain.
- Selalu sabar, tabah, menerima keadaan dengan lapang dada, pasti akan membuahkan hasil yang baik dan memuaskan.
- Orang yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan pula.
Untuk memperoleh file MS. Wordnya, silahkan download di sini Bawang Merah dan Bawang Putih.
Demikian postingan kali ini, bagi adik-adik yang pandai menulis cerpen baik fiksi atau non fiksi atau punya koleksi cerpen lainnya silahkan tinggalkan komentar atau hubungi kakak lewat email atau facebook. Nanti Cerpennya kakak muat di blog ini, tentunya dengan mencantumkan nama lengkap pengarangnya. Terima kasih sudah berkunjung kesini. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Semoga bermanfaat. :)
Baca juga cerita dongeng fiksi di sini Kisah Pinokio dari Boneka menjadi Manusia.
Artikel Terkait
Kali ini kakak mau posting tentang beberapa kisah atau cerita fabel yang memiliki pesan positif untuk anak-anak. Cerita fabel adalah sebuah cerita atau kisah yang menceritakan kehidupan hewan yang berperilaku seperti manusia.
Si Unyil adalah sebuah boneka wayang yang mewakili ciri khas anak Indonesia, diciptakan oleh Drs, Suyadi (Pak Raden). Tampilannya yang sederhana dengan setelan baju koko, sarung, lengkap dengan peci sebagai penutup kepala bener-bener mewakili 'wajah' anak Indonesia.
Petruk adalah tokoh punakawan dalam pewayangan Jawa, di pihak keturunan/trah Witaradya. Untuk kita ketahui punakawan berarti ”kawan yang menyaksikan” atau pengiring atau bisa juga diterjemahkan kawan di kala susah atau teman semakan seminum.
Majalah Bobo memiliki icon kelinci lucu dan chubby warna biru berkaos merah dengan tulisan hurup b di bajunya. Dengan rasa riang dan semangat, biasanya yang pertama kami baca adalah cerita bergambar keluarga Bobo.
No comments:
Post a Comment