Sunday 2 February 2020

Cerita Rakyat Si Pahit Lidah Lengkap dalam Bahasa Inggris


Hai, adik-adik ....

Kali ini kakak akan bagikan kisah cerita rakyat dari Sumatera Selatan tentang Si Pahit Lidah. Cerita rakyat Si Pahit Lidah adalah kisah seorang pangeran yang berkelana ke berbagai daerah di bagian selatan pulau Sumatera. Pangeran ini bernama Serunting. Dia memiliki kesaktian, diantaranya adalah setiap ucapan yang keluar dari mulutnya akan menjadi sebuah kutukan yang nyata. Karena hal inilah ia dijuluki Pendekar Si Pahit Lidah. Berikut kisahnya baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris.

Cerita Rakyat Si Pahit Lidah


Cerita Si Pahit Lidah Lengkap dalam Bahasa Inggris dan terjemahannya

Dahulu di Sumatera Selatan tepatnya di daerah Sumidang ada sebuah kerajaan besar. Di Kerajaan itu hidup seseorang pangeran yang bernama Serunting. la memiliki sifat iri hati terhadap apa yang dimiliki orang lain. Pangeran Serunting telah memiliki istri. lstrinya memiliki seorang adik yang bernama Aria Tebing, yang kini menjadi adik ipar Pangeran Serunting.

Serunting dan Aria Tebing masing-masing memiliki ladang, letak ladang mereka bersebelahan yang hanya dipisahkan pepohonan. Dan di bawah pepohonan itu tumbuh tanaman Cendawan. Namun, Cendawan yang tumbuh itu menghasilkan hal yang jauh berbeda. Jika diamati Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. Sedangkan Cendawan yang menghadap ke arah ladang milik Serunting tumbuh menjadi tanaman parasit tanaman tidak berguna.

Mengetahui hal tersebut, Serunting menjadi iri hati pada Aria Tebing, setiap hari ia terus berburuk sangka pada adik iparnya itu, "Cendawan yang menghadap ke ladangku tumbuh menjadi tanaman yang tidak berguna, sedangkan yang menghadap ke arah ladang milik Aria Tebing tumbuh menjadi logam emas. “Aku yakin, Ini pasti perbuatan Aria Tebing".

Keesokan harinya, Serunting menghampiri Aria Tebing dengan perasaan dendam dan marah, ia kemudian mengajak Aria Tebing untuk berduel. "Kau telah berbuat curang kepadaku! Aku menantangmu untuk berduel esok hari!!" ucap Serunting.

"Tapi, tapi aku tidak pernah berbuat curang," sahut Aria Tebing. Serunting tidak memperdulikannya, ia tetap menantangnya untuk berduel. Aria Tebing kebingungan. la tahu bahwa kakak iparnya itu adalah orang yang sakti, setelah lama berpikir, akhirnya Aria Tebing mendapat ide.

la kemudian menceritakan kejadian itu dan membujuk kakak kandungnya yang tak lain adalah istri dari serunting untuk memberitahukan rahasia kelemahan Serunting.
"Kak, beritahukanlah aku rahasia kelemahan suamimu. Aku dalam keadaan terdesak, jika aku kalah maka aku akan terbunuh," ucap Aria Tebing memohon.

"Maaf adikku, aku tak mau mengkhianati suamiku, aku tak bisa memberi tahumu," jawab istri serunting keberatan.

"Percayalah kak, ini demi adikmu! Jika aku mengetahui kelemahan suamimu, aku tidak akan membunuhnya," bujuk Aria tebing lagi.

Akhirnya istri Serunting iba melihat adiknya yang terus memohon, kemudian ia memberitahukan bahwa kesaktian Serunting berada pada tumbuhan ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Keesokan harinya, sebelum bertanding, Aria Tebing sudah menancapkan tombaknya ke ilalang yang bergetar meskipun tak tertiup angin. Serunting pun akhirnya terluka parah dan kalah.

Serunting mengetahui bahwa istrinya lah yang memberi tahu Aria Tebing tentang kelemahannya, merasa dikhianati akhirnya Serunting pergi mengembara, ia bertapa di Guning Siguntang. Saat sedang bertapa, ia mendengar suara Hyang Mahameru, "Wahai Serunting! Aku akan menurunkan ilmu kekuatan gaib kepadamu, apakah kau maul' tanya Hyang Mahameru.
"Aku mau kekuatan gaib itu, wahai Hyang Mahameru, aku mau kekuatan itu," jawab Serunting.
"Tapi, ada satu syarat yaitu kau harus bertapa di bawah pohon bambu. Setelah tubuhmu ditutupi oleh daun-daun dari pohon bambu itu, maka kamu berhasil mendapatkan kekuatan itu," ucap Hyang Mahameru.

Dua tahun berlalu, Serunting masih bertapa, akhirnya daun-daun dari pohon bambu sudah menutupinya. Kini ia memiliki kesaktian yaitu setiap perkataan yang keluar dari mulutnya akan menjadi kenyataan dan kutukan.

Suatu hari, ia berniat ingin pulang ke kampung halamannya, di Sumidang. Di perjalanannya, ia mengutuk semua pohon tebu menjadi batu. "Hai pohon tebu, jadilah Batu," teriaknya lantang. Dan dalam sekejap, pohon-pohon tebu tersebut menjadi batu. Lalu di sepanjang tepi Sungai iambi, ia kembali mengutuk semua orang yang ia jumpai menjadi batu. Lama-kelamaan Serunting menjadi orang yang angkuh dan sombong. Akhirnya orang menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah. Namun saat Serunting tiba di sebuah Bukit Serut yang gundul, ia mulai menyadari kesalahannya. Lalu ia mengubah Bukit Serut menjadi hutan kayu. Dalam sekejap bukit itu berubah menjadi hutan kayu hingga masyarakat setempat berterima kasih kepadanya karena bukit itu telah menjadi hutan kayu yang akan menghasilkan hasil kayu yang berlimpah dan dijual di pasar untuk mencukupi kebutuhan hidup.

Kemudian ia melanjutkan perjalanan dan tiba di Desa Karang Agung. Serunting melihat gubuk tua yang dihuni suami-istri yang sudah tua. Serunting mendatangi sepasang suami istri tua renta itu. Serunting berpura-pura meminta seteguk air minum. Sepasang kakek dan nenek itu sangat ramah dan baik hati. Ternyata sudah lama mereka ingin dikaruniai seorang anak untuk membantu mereka bekerja. Serunting pun mengabulkannya. Ketika melihat ada sehelai rambut yang rontok menempel pada baju sang nenek, Serunting mengambilnya lalu mengubah rambut itu menjadi seorang bayi. Pasangan tua itu bahagia dan berterima kasih kepada Serunting.

Serunting bahagia bisa membantu orang lain. Di sisa perjalanannya, Serunting belajar untuk membantu dan berusaha menolong orang yang kesulitan. Namun meskipun kalimat yang keluar dari mulutnya adalah kalimat baik dan untuk membantu orang yang membutuhkan, tetap saja orang-orang masih menjulukinya dengan nama Si Pahit Lidah.


Cerita Si Pahit Lidah dalam Bahasa Inggris

The Bitter Tongue
(Si Pahit Lidah)

Kisah Si Pahit Lidah Lengkap dalam Bahasa Inggris

Formerly in South Sumatra precisely in the Sumidang area there was a large kingdom. In the Kingdom there lived a prince named Serunting. He is jealous of what others have. Prince Serunting has a wife. His wife has a younger brother named Aria Tebing (Aria Cliff), who is now the brother-in-law of Prince Serunting.

Serunting and Aria Tebing (Aria Cliff) each have fields, where their fields are next to only trees separated. And under that tree grows the fungus plant. However, the growing fungus produces something far different. If observed, the fungus facing Aria Tebing's field grows into gold metal. Whereas the fungus facing the Serunting field grows into a useless plant parasite.

Knowing this, Serunting became jealous of Aria Tebing, every day she continued to think bad of her sister-in-law. “I'm sure, this must be the work of Aria Tebing".

The next day, Serunting approached Aria Tebing with feelings of revenge and anger, he then invited Aria Tebing to a duel. "You have cheated me! I dare you to duel tomorrow !!" said Serunting.

"But, but I have never cheated," said Aria Tebing. Serunting ignored him, he still challenged him to a duel. Aria Tebing is confused. He knew that his brother-in-law was a powerful person, after a long thought, finally Aria Cliff got an idea.

He then related the incident and persuaded his biological brother who was none other than the wife of Serunting to tell the secret of Serunting's weaknesses.
"Sister, tell me the secret of your husband's weakness. I am in a state of urgency, if I lose then I will be killed," said Aria tebing pleading.

"Sorry my brother, I do not want to betray my husband, I can not tell you," answered the wife with an objection.

"Believe me sister, this is for your brother's sake! If I find out your husband's weakness, I will not kill him," persuaded Aria Tebing again.

Finally, Serunting's wife saw her brother who kept begging, then he told her that Serunting power was in the reeds that shook even though they were not blown by the wind. The next day, before competing, Aria Tebing had already plunged her spear into the reeds that trembled despite not being blown by the wind. Serunting was finally seriously injured and lost.

Serunting learned that his wife was the one who told Aria Tebing about his weakness, felt betrayed and finally Serunting went wandering, he imprisoned in Guning Siguntang. While being imprisoned, he heard the voice of Hyang Mahameru, "O Serunting! I will pass down the power of magic to you, do you want to ask Hyang Mahameru.
"I want that magical power, O Hyang Mahameru, I want that power," said Serunting.
"But, there is one condition that you must be imprisoned under a bamboo tree. After your body is covered by the leaves of the bamboo tree, then you have succeeded in gaining that power," said Hyang Mahameru.

Two years passed, Serunting was still imprisoned, finally the leaves of the bamboo tree had covered it. Now he has supernatural power that every word that comes out of his mouth will become a reality and a curse.

One day, he intends to return to his hometown, in Sumidang. On his way, he cursed all sugar cane trees into stone. "O sugarcane, be Rock," he shouted loudly. And in an instant, the sugar cane trees became stone. Then along the banks of the River iambi, he again cursed all the people he met into stone. Over time Serunting became a proud and arrogant person. Eventually people called him the bitter tongue. But when Serunting arrived at a bare Serut Hill, he began to realize his mistake. Then he changed the Serut Hill into a wood forest. In an instant the hill turned into a wood forest until the local people thanked him because the hill had become a wood forest that would produce abundant timber and sold in the market to make ends meet.

Then he continued his journey and arrived at Karang Agung Village. Serunting see an old hut inhabited by an elderly husband and wife. Serunting went to an elderly couple. One pretended to ask for a sip of drinking water. The grandparents were very friendly and kind. It turns out that they have long wanted to be blessed with a child to help them work. Serunting also grant it. When he saw a piece of hair falling on his grandmother's clothes, Serunting took it and changed the hair into a baby. The old couple was happy and thanked Serunting.

Serunting was happy to be able to help others. For the remainder of his journey, Serunting learned to help and try to help people who were struggling. But even though the sentence that came out of his mouth was a good sentence and to help people in need, people still called him the bitter tongue (Si Pahit Lidah).

Untuk adik-adik yang memerlukan file MS. Wordnya, silahkan download di sini Cerita Rakyat Si Pahit Lidah.

Demikian postingan kali ini, terima kasih sudah berkunjung kesini. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Semoga bermanfaat. :)

No comments:

Post a Comment