Saturday 9 November 2019

Dampak Negatif Menonton TV Secara Berlebihan


Dampak Menonton TV Secara Berlebihan


Seiring perkembangan teknologi digital yang semakin pesat, teknologi layar pertelevisian semakin maju pula. Baik dari segi desain maupun dari kualitas gambar yang dihasilkan.  Hal ini semakin memanjakan kita yang suka menikmati berbagai tayangan di televisi seperti menonton berita terkini, acara hiburan, film, dan acara lainnya. Namun tahukah kita ketika kita berbicara tentang TV terdapat dampak buruk apabila menonton televisi (TV) terlalu lama yakni masalah gangguan kesehatan serta penyakit kronis menghantui kita semua.

Dalam masyarakat kita sudah menjadi kebiasaan menonton TV di waktu senggang apalagi ketika berkumpul dengan keluarga kita pasti menonton TV. Bagi sebagian orang, menonton TV memang sangat mengasikkan sehingga mereka betah berlama-lama di depan televisi. Namun perlu diketahui ada beberapa dampak negatif menonton TV yang berlebihan bagi kesehatan tubuh, misalnya meningkatkan risiko serangan penyakit jantung. Hal ini berdasarkan penelitian para ilmuwan di Skotlandia yang menemukan bahwa seseorang yang menghabiskan waktu di depan televisi dua jam sampai empat jam sehari memiliki risiko serangan jantung dan kematian dini, dikutip dari laman Times of India.


Para peneliti juga mengambil foto pembuluh darah mata anak-anak itu. Mereka juga mengkalkulasi ukurannya dan menganalisis tinggi, berat badan, dan tekanan darah. Hasilnya, rata-rata anak menghabiskan 1,9 jam per hari menonton televisi dan 36 menit melakukan aktivitas fisik di luar ruangan.

Nah, anak-anak yang lebih sering menghabiskan aktivitas fisik baik di ruangan atau di luar ruangan lebih sehat matanya. Gopinath menyarankan kepada orang tua agar mengubah kebiasaan anak-anak, dari menonton televisi menjadi aktivitas fisik, seperti bermain di taman. Paling tidak satu jam setiap hari.

Masalah lain dengan TV adalah iklan, ketika menonton tayangan iklan tanpa disadari otak kita telah dicuci dengan tayangan pada iklan. Terutama iklan di junk food yang berbahaya karena mereka dapat menyebabkan obesitas. Tapi masalah ini mudah dihindari bagi orang-orang yang masih memutuskan untuk menonton TV, dengan cara mengganti channel yang lain ketika iklan sedang ditayangkan, dan membaca buku atau berjalan-jalan di udara segar sementara iklan sedang ditayangkan.

Bahaya lain dari TV adalah masalah kurangnya interaksi sosial. Menonton TV dalam durasi yang berlebihan mengisap seluruh waktu kita sehingga komunikasi antar keluarga, tetangga dan teman menjadi berkurang dan sering juga bagi anak-anak kesulitan menemukan teman karena duduk di depan TV terlalu lama. Padahal melakukan komunikasi (berbicara) merupakan suatu keharusan bagi manusia dan TV telah membuat mereka menjadi robot mindless duduk di depan kotak.

Berikut ini berbagai dampak negatif (bahaya) menonton televisi terlalu lama bagi kesehatan :

1. Memicu meningkatnya resiko penyakit jantung
Melihat televisi terlalu lama (lebih dari 4 jam sehari) dapat menyebabka masalah atau penyakit pada organ jantung. Ini dikarenakan, saat seseorang menonton televisi, maka tubuhnya sedikit sekali bergerak dalam waktu yang relatif lama.

2. Jam tidur malam yang tidak teratur
Tubuh kita membutuhkan waktu istirahat yang cukup setiap malamnya untuk mempertahankan kesehatan tubuh itu sendiri. Membiarkan mata untuk melihat acara televisi hingga larut malam tentu akan berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan tubuh dari hari ke hari.

3. Memperbesar resiko diabetes
Berdasarkan sebuah studi yang diterbitkan oleh Journal of American Medical Association pada tahun 2003, menghasilkan bahwa resiko penyakit diabetes akan meningkat mencapai angka 14 persen, saat seseorang menonton televisi selama dua jam dalam seharinya.

4. Penambahan berat badan berlebih atau kegemukan
Kegemukan pada tubuh tentu memicu munculnya berbagai masalah dan gangguan kesehatan serta penyakit. Kurang aktif bergerak serta mengemil berlebih saat menonton televisi merupakan faktor pemicu obesitas atau kegemukan itu sendiri.

5. Menurunkan produksi sperma
Walaupun menonton TV dapat menjadi cara meningkatkan hubungan asmara dengan pasangan, sebuah penelitian di Harvard menemukan bahwa laki-laki yang menonton TV lebih dari 20 jam per minggu dapat mengurangi produksi sperma sebesar 44% dibandingkan dengan mereka yang tidak menonton TV.

6. Meningkatnya resiko serangan asma
Menonton televisi dengan durasi yang lama dapat menyebabkan seseorang terserang penyakit asma. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Inggris terhadap 3000 anak, mulai usia bayi sampai dengan usia 11 tahun, menunjukkan bahwa anak-anak tersebut akam memiliki resiko menderita asma dua kali lipat saat melihat acara televisi selam dua jam atau lebih setiap hari.

7. Menurunkan kesehatan organ mata
Saat menonton acara favorit ditelevisi, organ mata akan jarang berkedip dan selalu fokus pada satu objek didepannya. Hal inilah yang akan membuat organ penglihatan akan menurun dari waktu ke waktu.

Perlu diingat juga, menonton televisi secara berlebihan juga berpengaruh pada jumlah pemakaian listrik kita, semakin lama menonton tv maka semakin besar pula konsumsi listriknya. Maka siap-siaplah untuk mengeluarkan kocek yang lebih besar.

Meski demikian, bukan berarti bahwa menonton TV tidak memberikan dampak positif sama sekali. Menonton TV dapat membantu anak usia dini yang sedang belajar bicara, yakni dapat mengajarkan anak kosakata baru. Tentu saja dengan syarat bahwa acara yang ditonton oleh anak-anak adalah program  edukatif dengan pembicaraan yang mengajarkan kosakata baru.Sedangkan untuk acara yang tidak menyertakan pembicaraan dan hanya gambar bergerak dengan suara musik, itu tidak dapat membantu anak dalam mengembangkan kosakata dalam berbicara.

Oleh karena itu supaya menonton TV dapat memberikan manfaat optimal, orang tua perlu mendampingi anak saat aktivitas tersebut. Bila acara yang ditonton tidak menyertakan pembicaraan dan hanya berupa gambar bergerak dan suara musik, orang tua dapat mengajak anak berbicara dan mendiskusikan acara tersebut sehingga anak dapat berinteraksi secara dua arah sekaligus belajar berbicara.


Demikianlah pembahasan kita kali ini, semoga bermanfaat. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Terima kasih :)


Sumber : 
doktersehat.com 
kumparan.com/go-dok-indonesia
www.klikdokter.com/info-sehat


Artikel Terkait









Video Pilihan


 

 

Semoga bermanfaat, jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini.
Terima kasih :)

No comments:

Post a Comment