Bagi kalian yang lagi cari tugas membuat makalah atau karya rulis, kali ini kakak akan bagikan contoh makalah tentang Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya Yang Berkembang Pada Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Kini. Untuk lebih jelasnya silahkan simak isi makalah lengkapnya di bawah ini.
Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya Yang Berkembang Pada Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Kini
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas terselesaikannya penulisan makalah tentang “Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya Yang Berkembang Pada Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Kini”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas sekolah mata pelajaran Sejarah.
Dalam makalah ini membahas tentang berbagai unsur budaya yang berkembang pada masa kerajaan Islam di nusantara yang menjadi tradisi hingga saat ini dan cara melestarikannya.
Penulis menyadari bahwasanya makalah ini tentunya masih memiliki banyak kekurangan. Setiap kritik maupun saran dari para pembaca akan menjadi masukan yang berharga bagi penulis. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan kita semua.
Palembang, 21 April 2020
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Para ahli berpendapat bahwa agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Ada pula yang berpendapat Islam telah ada di Indonesia sejak abad ke-7 Masehi. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
Agama dan kebudayaan Islam mewariskan banyak sekali peninggalan sejarah. Peninggalan-peninggalan sejarah bercorak Islam antara lain masjid, kaligrafi, karya sastra, dan tradisi keagamaan. Berikut ini akan dibahas satu per satu peninggalan sejarah Islam di Indonesia, antara lain : Masjid, Kaligrafi, Istana dan tradisi bernuansa Islam,
Pada abad ke-17 masehi atau tahun 1601 kerajaan Hindia Belanda datang ke Nusantara untuk berdagang, tetapi pada perkembangan selanjutnya mereka menjajah daerah yang mereka datangi. Belanda datang ke Indonesia dengan kamar dagangnya, VOC. Sejak itu hampir seluruh wilayah Nusantara dikuasainya kecuali Aceh dimana Aceh baru dikuasai pada akhir abad ke-19. Saat itu antara kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara belum sempat membentuk aliansi atau kerja sama. Hal ini yang menyebabkan proses penyebaran dakwah terpotong.
Dengan sumuliayatul (kesempurnaan) Islam yang tidak ada pemisahan antara aspek-aspek kehidupan tertentu dengan yang lainnya, ini telah diterapkan oleh para ulama saat itu. Ketika penjajahan datang, para ulama mengubah pesantren menjadi markas perjuangan, para santri (peserta didik pesantren) menjadi jundullah (pasukan Allah) yang siap melawan penjajah, sedangkan ulamanya menjadi panglima perang. Potensi-potensi tumbuh dan berkembang pada abad ke-13 menjadi kekuatan perlawanan terhadap penjajah. Ini dapat dibuktikan dengan adanya hikayat-hikayat pada masa kerajaan Islam yang syair-syairnya berisi seruan perjuangan. Para ulama menggelorakan jihad melawan penjajah.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kapan Islam masuk ke Indonesia?
2. Apa saja nilai dan budaya Islam yang berkembang pada masa kerajaan Islam?
3. Bagaimana cara budaya Islam itu berkembang hingga saat ini?
4. Bagaimana cara melestarikan budaya Islam pada masa kini?
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui kapan Islam masuk ke Indonesia.
2. Dapat mengetahui nilai dan budaya Islam yang berkembang pada masa kerajaan Islam.
3. Dapat mengetahui cara budaya Islam itu berkembang hingga saat ini
4. Dapat mengetahui cara melestarikan budaya Islam pada masa kini.
1.4 Tujuan
1.Agar generasi muda mengetahui kapan Islam masuk ke Indonesia.
2. Mengetahui nilai-nilai dan budaya Islam yang berkembang pada masa kerajaan Islam.
3. Mengetahui cara budaya Islam itu berkembang hingga saat ini.
4. Supaya kita mengetahui cara melestarikan budaya Islam pada masa kini.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Masa Awal Islam Masuk Ke Indonesia
Terdapat beberapa pendapat tentang sejarah awal masuknya Islam ke Nusantara. Pertama Teori Gujarat, India dimana Islam dipercayai datang dari wilayah Gujarat – India melalui peran para pedagang India muslim pada sekitar abad ke-13 M. Kedua, teori Makkah. Islam dipercaya tiba di Indonesia langsung dari Timur Tengah melalui jasa para pedagang Arab muslim sekitar abad ke-7 M. Ketiga, teori Persia. Islam tiba di Indonesia melalui peran para pedagang asal Persia yang dalam perjalanannya singgah ke Gujarat sebelum ke nusantara sekitar abad ke-13 M. Mereka berargumen akan fakta bahwa banyaknya ungkapan dan kata-kata Persia dalam hikayat-hikayat Melayu, Aceh, dan bahkan juga Jawa. Selain itu pula, temuan Marco Polo juga menyatakan sebagai dampak interaksi orang-orang Perlak di Sumatera Utara, mereka telah mengenal Islam. Selama masa-masa ini, dinyatakan oleh Van Leur dan Schrieke, bahwa penyebaran Islam lebih terbantu lewat faktor-faktor politik alih-alih karena niaga.
Pandangan lain (AH Johns dan SQ Fatimi) menyebutkan penyebaran Islam bertumpu pada imam-imam Sufi yang cakap dalam soal kebatinan, dan bersedia menggunakan unsur-unsur kebudayaan pra Islam dan mengisinya kembali dengan semangat yang lebih Islami. Melalui Kesultanan Tidore yang juga menguasai Tanah Papua, sejak abad ke-17, jangkauan terjauh penyebaran Islam sudah mencapai Semenanjung Onin di Kabupaten Fakfak, Papua Barat.
2.2 Contoh Nilai-Nilai dan Budaya Peninggalan Kerajaan Islam di Indonesia
1. Masjid
Masjid Agung Demak, semarang.solopos.com
Masjid merupakan seni arsitektur Islam yang paling menonjol. Masjid adalah tempat peribadatan umat Islam. Berbeda dengan masjid-masjid yang ada sekarang, atap masjid peninggalan sejarah biasanya beratap tumpang bersusun. Semakin ke atas atapnya makin kecil. Jumlah atap tumpang itu biasanya ganjil, yaitu tiga atau lima. Atap yang paling atas berbentuk limas. Di dalam masjid terdapat empat tiang utama yang menyangga atap tumpang.
Pada bagian barat masjid terdapat mihrab. Di sebelah kanan mihrab ada mimbar. Di halaman masjid biasanya terdapat menara. Keberadaan menara tidak hanya untuk menambah keindahan bangunan masjid. Fungsi menara adalah sebagai tempat muazin mengumandangkan azan ketika tiba waktu salat. Sebelum azan dikumandangkan, dilakukan pemukulan tabuh atau beduk. Contoh masjid peninggalan sejarah Islam adalah Masjid Agung Demak dan Masjid Kudus. Masjid Agung Demak dibangun atas perintah Wali Songo. Pembangunan masjid dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga. Masjid Demak tidak memiliki menara. Sementara masjid Kudus didirikan oleh Sunan Kudus.
2. Kaligrafi
Kaligrafi kayu jati dari kompleks makam Sunan Giri, jejakpiknik.com
Kaligrafi adalah tulisan indah dalam huruf Arab. Tulisan tersebut biasanya diambil dari ayat-ayat suci Al Quran. Kaligrafi digunakan sebagai hiasan dinding masjid, batu nisan, gapura masjid dan gapura pemakaman. Batu nisan pertama yang ditemukan di Indonesia adalah batu nisan pada makam Fatimah binti Maimun di Leran, Surabaya. Sedangkan kaligrafi pada gapura terdapat di gapura makam Sunan Bonang di Tuban, gapura makam raja-raja Mataram, Demak, dan Gowa.
3. Istana
Istana adalah tempat tinggal raja atau sultan beserta keluarganya. Istana berfungsi sebagai pusat pemerintahan. Adanya istana sebenarnya karena pengaruh Hindu dan Buddha. Setelah Islam masuk, tradisi pembangunan istana masih berlangsung. Akibatnya, pada bangunan istana yang bercorak Islam, pengaruh Hindu dan Buddha masih tampak. Saat ini peninggalan Islam yang berupa Istana tinggal beberapa saja.
4. Kitab dan Karya Sastra Islam
Al-Quran berusia 500 tahun yang menjadi koleksi Museum Sulawesi Tengah, Palu.
Al-Quran ini ditulis langsung oleh Imam Tanwin yang juga merupakan seorang raja.
TEMPO/Amar Burase
Bukti peninggalan Islam lainnya adalah Kitab Al Quran yang ditulis ratusan tahun yang lalu, contohnya adalah salah satunya Kitab Suci Al Quran tertua di Indonesia yang berusia lebih. dari 500 tahun yang disimpan di Museum Sulawesi Tengah kota Palu. Bentuk lain tulisan peninggalan masa kerajaan Islam adalah kesusastraan Islam yang berkembang di Jawa dan Sumatra. Peninggalan karya sastra yang bercorak Islam antara lain suluk dan hikayat. Suluk adalah karya sastra yang berisi tentang tasawuf mengenai keesaan dan keberadaan Allah SWT. Sedangkan hikayat adalah hasil karya sastra yang pada prinsipnya sama seperti dongeng, namun hikayat bercorak Islam yang isinya diambil dari peristiwa sejarah, ada yang ditulis dalam bahasa daerah ada juga yang ditulis dalam bahasa Arab. Ada juga suluk yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu. Suluk dan hikayat dibuat untuk mempermudah masyarakat Indonesia menangkap ajaran Islam.
Beberapa suluk terkenal adalah syair Si Burung Pingai dan syair Perahu karya Hamzah Fansuri serta syair Abdul Muluk dan syair gurindam dua belas karya Ali Haji. Syair gurindam dua belas berisi nasihat kepada para pemimpin agar mereka memimpin dengan bijaksana. Ada juga nasihat untuk rakyat biasa agar mereka menjadi terhormat dan disegani oleh sesama manusia. Syair Abdul Muluk menceritakan Raja Abdul Muluk.
Di pulau Jawa hikayat dikenal dengan nama babad. Babad tanah Jawa menceritakan kerajaan-kerajaan yang terdapat di pulau Jawa dan sekitarnya. Cerita tersebut dimulai dari kerajaan Hindu-Buddha sampai ke kerajaan Islam. Di Aceh ada beberapa jilid Bustan Al-Salatin yang berisi riwayat nabi-nabi, riwayat sultan-sultan Aceh, dan penjelasan penciptaan langit dan bumi. Kitab ini ditulis oleh Nuruddi Ar-Raniri.
5. Pesantren
Sejak masuknya Islam ke Indonesia, pesantren merupakan lembaga yang mengajarkan Islam. Pesantren pertama kali didirikan di daerah Jawa dan Madura oleh para kiai. Pesantren pertama ini dibangun pada masa Sunan Ampel yaitu pada masa pemerintahan Prabu Kertawijaya dari Majapahit. Pesantren kemudian berkembang pesat dan melahirkan kelompok-kelompok terpelajar. Para santri belajar bahasa Arab, kitab Kuning, fiqih, pendalaman Al Quran, tahuhid, akhlak, dan tradisi tasawuf.
Beberapa pesantren besar yang ada di Indonesia antara lain Pesantren Tebuireng di Jombang, Pesantren Lasem di Rembang, Pesantren Lirboyo di Kediri, Pesantren Asembagus di Situbondo, Pesantren As-Shiddiqiyyah di Jakarta, dan Pesantren Al-Kautsar di Medan, Sumatera Utara.
6. Tradisi Islam
Beberapa tradisi Islam kita warisi sampai sekarang, antara lain ziarah ke makam, sedekah, dan sekaten, berikut penjelasannya :
1. Ziarah, yaitu kegiatan mengunjungi makam. Ziarah berkembang bersama dengan tradisi lain. Di Jawa, misalnya pengunjung di sebuah makam melaksankan ziarah dengan cara melakukan berbagai kegiatan. Kegiatan tersebut adalah membaca Al Quran atau kalimat syahadat dan berdoa untuk ahli kubur yang biasanya dilakukan oleh keluarga, kerabat dan para peziarah yang mengenal atau mengagumi sosok almarhum/almarhumah.
Kegiatan para peziarah kubur, parapsikologi.co.id
2. Sedekah, acara keluarga dengan mengundang tetangga sekitar. Sedekah untuk peristiwa gembira disebut syukuran. Sedekah untuk peristiwa sedih atau meminta perlindungan, disebut selamatan. Sedekah meminta sesuatu disebut hajatan.
Kegiatan sedekah bumi, cikedung.indramayukab.go.id
3. Sekaten, yaitu perayaan Maulid Nabi Muhammad dalam budaya Jawa. Perayaan Sekaten dikenal di Yogyakarta, Surakarta, Jawa Timur, dan Cirebon.
Kegiatan Sekaten, kangdarus.com
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Agama Islam yang telah masuk ke wilayah Indonesia tentu saja dapat mengubah budaya di Indonesia. Budaya lokal yang sudah ada di Indonesia sejak lama mulai berubah dengan budaya Islam. Pada saat itu, ajaran dalam agama Islam di wilayah Indonesia mudah diterima karena disebabkan dengan adanya beberapa faktor, diantaranya ialah:
- Ajaran dalam agama Islam begitu sederhana, yakni mudah untuk dimengerti dan mudah diterima.
- Untuk memeluk agama Islam tidaklah sulit, karena hanya dua kalimat Pengakuan Iman adalah “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Aku bersaksi bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”.
- Upacara dalam keagamaan Islam begitu sederhana dan tidak sulit.
- Islam tidak mengakui kasta yang membedakan orang menurut kelompok mereka. Islam mengajarkan kesejahteraan dan persamaan.
- Islam menyebar sangat dengan damai.
- Kekuatan dalam bidang politik pada pedagang Muslim, kebanyakan dari mereka dari kelas atas.
- Muslim dianggap kuat dalam urusan militer.
- Runtuhnya Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sriwijaya merupakan penyebab kuat bagi perkembangan pesat kerajaan Islam di wilayah Indonesia.
- Islam telah mengajarkan bahwa ibadah dapat dilakukan di mana saja di mana tempat itu suci dan tidak selalu harus menetap di daerah-daerah tertentu karena takut tidak dilindungi oleh adanya Tuhan.
- Untuk menyajikan dan merealisasikan ajaran Islam, para ulama menulis teks yang mudah dimengerti dan dihafalkan.
- Islam mengajarkan moralitas penduduk asli.
- Para ulama pandai menyembuhkan penyakit, sehingga sangat populer di kalangan masyarakat adat.
Tidak hanya menyebarkan agama Islam. para pendatang Muslim dan pedagang Muslim juga memiliki pengaruh yang besar terhadap di berbagai bidang kehidupan masyarakat baik di bidang ekonomi, politik dan sosial kemasyarakatan dan seiring perjalanan waktu, kerajaan Islam bangkit dan mencapai masa kejayaan mereka pada masa itu.
Banyak masjid dan mushola telah didirikan sebagai tempat ibadah dan berbagai kegiatan kemasyarakatan di berbagai tempat. Kerajaan Islam pertama yang didirikan di Indonesia adalah kerajaan Samudera Pasai dengan Sultan Malik As-Saleh sebagai sultan pertama.
3.2 Cara Memelihara dan Melestarikan Budaya Islam di Indonesia
Adapun cara yang bisa kita lakukan dalam usaha memelihara dan melestarikan busaya Islam di Indonesia yang dapat dilakukan untuk melestarikan tradisi budaya Islam, diantaranya yaitu:
1. Selalu mengembangkan tradisi
Kita dapat mengembangkan tradisi Islam yang sudah ada dengan cara akulturasi budaya islam dengan seni dan budaya yang lagi tren di kalangan anak muda, misalnya membawakan lagu-lagu shalawat yang diiringi dengan musik yang sedang digandrungi anak muda zaman sekarang.
2. Melaksanakan kegiatan rutin tradisi
Cara ini sudah sebetulnya sudah sering kita terapkan sacara turun menurun dalam keluarga kita. Misalnya mengadakan pengajian secara rutin di musholah atau masjid atau bisa juga bergiliran di rumah diantara para jamaah.
3. Mengajarkan tradisi kepada generasi muda
Banyak tempat untuk menuntut ilmu agama Islam bagi generasi muda, baik itu Taman Pendidikan Al Qur’an maupun pondok pesantren. Di tempat ini akan diajarkan ilmu pengetahuan tentang Islam, termasuk amalan-amalan dan kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan ajaran Islam yang juga telah menjadi tradisi dalam kehidupan masyarakat di Indonesia.
4. Memberikan penyuluhan akan pentingnya melestarikan tradisi Islam.
Kita tentunya pernah mendengarkan ceramah atau penyuluhan tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pola hidup yang sesuai dengan ajaran dan tradisi Islam. Kita bisa mendengarkan isi ceramah itu baik secara offline ketika selesai shalat jum’at dan selesai shalat subuh maupun dengan menonton video ceramah Islam secara online di Youtube dan website lainnya. Hal ini merupakan salah satu cara memperdalam pengetahuan kita tentang Islam sekaligus melestarikan ajaran dan tradisi Islam.
5. Membudidayakan tradisi Islam.
Membudidayakan tradisi Islam di sini maksudnya adalah memperbanyak dan menumbuhkan kegiatan yang sesuai dengan tradisi Islam baik dalam skala kecil maupun skala besar. Kegiatan tradisi Islam sekali kecil misalnya, membiasakan diri membaca Al Qur’an dan buku-buku tentang ajaran Islam di waktu senggang kita. Sedangkan Contoh kegiatan tradisi Islam secara besar-besaran, misalnya mengadakan kegiatan maulid nabi dan Isra Mi’raj setiap tahunnya dengan mendatang massa dalam jumlah besar, dimana kegiatan tersebut diisi dengan acara pengajian, ceramah dan pagelaran seni budaya Islam.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Agama Islam mulai masuk ke Indonesia pada abad ke-13 M. Agama dan kebudayaan Islam masuk Indonesia melalui para pedagang yang berasal dari Arab, Persia, dan Gujarat (India), dan Cina. Agama Islam berkembang dengan pesat di tanah air. Hal ini dapat dilihat dengan berdirinya kerajaan-kerajaan Islam dan peninggalan-peninggalan sejarah Islam di Indonesia.
Sebagai generasi muda sudah kewajiban kita untuk selalu menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan budaya Islam dari para pendahulu kita yang terus berkembang dan menjadi tradisi di masyarakat Indonesia. Kita dapat berperan serta dalam melestarikan nilai-nilai dan budaya Islam tersebut, diantaranya :
1. Selalu mengembangkan tradisi yang sudah ada.
2. Melaksanakan kegiatan rutin tradisi dalam kegiatan kita sehari-hari.
3. Mengajarkan tradisi kepada generasi muda terutama teman dan saudara kita..
4. Memberikan penyuluhan akan pentingnya melestarikan tradisi Islam.
5. Membudidayakan tradisi Islam.
4.2 Saran
Saran penulis kepada para pembaca adalah marilah kita bersama-sama saling menghormati, menjaga dan melestarikan nilai-nilai dan budaya Islam dari para pendahulu kita yang sudah menjadi tradisi di masyarakat Indonesia
Untuk yang memerlukan file Ms. Word artikel ini silahkan download di sini Nilai-Nilai Dan Unsur Budaya Yang Berkembang Pada Masa Kerajaan Islam Yang Masih Berkelanjutan Dalam Kehidupan Bangsa Indonesia Pada Masa Kini.
Demikianlah postingan kali ini, terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Ayo Semangat :)
Penulis Makalah : Ika
Editor : Annas
Sumber :
- Wikipedia, 2020 dalam https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Indonesia diakses pada tanggal 21 April 2020.
- Kokominfo, 2020 dalam https://kokominfo.blogspot.com/2019/04/peninggalan-sejarah-bercorak-islam-di.html diakses pada tanggal 22 April 2020
- Guruakutansi, 2020 dalam https://guruakuntansi.co.id/perkembangan-islam-di-indonesia diakses pada tanggal 22 April 2019
- News.detik, 2019 dalam https://news.detik.com/berita/d-4728897/15-kerajaan-islam-di-indonesia-dan-peninggalannya diakses pada tanggal 22 April 2020
.
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteIONQQ menyediakan permainan poker, domino99, bandarq, bandarpoker,aduq,sakong,perang bacarat dan capsa :D
ReplyDeleteayo ditunggu apa lagi
WA : +855 1537 3217