Friday 17 January 2020

Pakaian Adat, Alat Musik, Senjata, Rumah dan Tarian Tradisional Khas Lampung


Hai, semuanya ....

Selamat pagi, kali ini kita akan membahas mengenai tugas sekolah tentang pakaian adat, alat musik dan senjata khas (tradisional) dari provinsi Lampung. Silahkan simak artikelnya di bawah ini.

Pakaian, Alat Musik, Senjata, Rumah 
dan Tari Adat Lampung

Pakaian Adat, Alat Musik dan Senjata Tradisional Daerah Lampung

Pakaian Adat Lampung
Sebagai pakaian adat yang kaya akan budaya, pakaian masyarakat Lampung memiliki jenis-jenis pakaian adat yang melengkapi pakaian adat kaum laki-laki dan pakaian adat kaum perempuan. Semua jenis-jenis pakaian yang ada menyatu dan membentuk ciri khas pakaian adat yang khas akan budaya. Berikut jenis-jenis pakaian adat Lampung beserta penjelasannya :

1. Kalung Papan Jajar
Pakaian ini merupakan sebuah kalung yang memiliki gantungan berwujud 3 lempengan perahu yang disusun secara berbeda-beda. Aksesoris ini biasa dikenakan oleh laki-laki sebagai salah satu perlengkapan pakaian adat yang indah. Nilai-nilai filosofis yang terkandung di dalamnya adalah simbol suatu kehidupan yang baru yang akan dijalani dan diwariskan secara turun-temurun.

2. Kalung Buah Jukum
Kalung buah jukum merupakan sebuah kalung yang terdiri dari gantungan berupa serangkaian miniatur buah jukum. Wujud kalung ini juga tidak kalah indahnya dengan kalung papan jajar. Makna filosofis yang terdapat pada kalung ini adalah simbol doa agar para pengantin segara mempunyai keturunan.

3. Selempeng Pinang
Aksesoris ini merupakan kalung berukuran panjang yang terdiri dari gantungan yang menyerupai buah atau bunga. Kalung ini dikombinasikan dengan kalung-kalung lainnya yang berwarna hampir serupa, sehingga membaur dengan aksesoris-aksesoris lainnya.

4. Ikat Pinggang
Ikat pinggang atau sabuk untuk pakaian adat laki-laki ini bernama bulu serti dan dilengkapi sebuah terapang (keris) yang merupakan senjata tradisional dari masyarakat Lampung. Sabuk ini juga berwarna sama dengan aksesoris kalung yang dikenakan, yakni kuning.

5. Gelang Burung
Gelang burung ini berupa gelang pipih yang memiliki aksesoris menonjol, yakni bentuk garuda terbang. Sesuai dengan namanya, garuda melambangkan ciri khas Indonesia. Gelang yang dipakai di lengan kanan dan kiri tersebut memiliki makna akan sebuah kehidupan panjang dan kekerabatan yang erat setelah melakukan pernikahan.

6. Gelang Kano
Ciri khas dari gelang ini adalah bentuknya yang menyerupai ban. Gelang kano yang dipakai di bawah gelang burung ini memiliki makna filosofis, yakni melambangkan pembatas tentang semua perbuatan buruk setelah melakukan pernikahan.

7. Gelang Bibit
Selain gelang kano, masih ada gelang lagi yang dikenakan di bawahnya, yakni Gelang Bibit. Gelang ini merupakan sebuah simbol doa agar para pengantin segera mempunyai keturunan.

8. Siger
Siger merupakan sebuah mahkota emas yang khas dan dikenakan oleh kaum wanita pada pakaian adat. Mahkota emas ini menyimbolkan 9 ruji yang menunjukkan 9 sungai yang dimiliki di wilayah Lampung, yakni sungai Way Sekampung, Way Seputih, Way Abung Pareng, Way Kanan, Way Tulang Bawang, Way Semangka, Way Sunkai, Way Mesuji, dan Way Kanan. Siger memiliki makna filosofis, yakni sebagai simbol kebudayaan Lampung.

 9. Seraja Bulan
Seraja bulan merupakan serangkaian mahkota kecil yang beruji 3 dan terletak di atas siger dengan berjumlah 5 buah. Filosofi yang terkandung dalam pakaian ini adalah melambangkan bahwa dulu pernah ada 5 kerajaan yang berkuasa di Lampung, yakni ratu dipuncak, ratu dipunggung, ratu dibelalau, ratu dipemanggilan, dan ratu darah putih. Selain itu seraja bulan juga memiliki makna filosofis lainnya yang menyimbolkan 5 falsafah hidup yang dimiliki masyarakat Lampung, yakni harga diri, terbuka tangan, hidup bermasyarakat, bernama bergelar, dan bergotong-royong.

 10. Subang
Subang merupakan aksesoris yang dipakai di ujung daun telinga kaum wanita. Bentuk subang pada umumnya terbuat dari emas dan menyerupai buah kenari. Pada bagian subang, dapat anda temui kawat kuning berbentuk bulat lonjong yang digunakan sebagai sangkutan umbai-umbai.

 11. Perhiasan Leher Dan Dada
Perhiasan yang terdapat pada leher dan dada pakaian wanita diantaranya adalah kalung buah jukum, kalung papanjajar, dan kalung ringit. Sama seperti aksesoris laki-laki, kalung buah jukum merupakan sebuah kalung yang terdiri dari gantungan berupa serangkaian minaiatur buah 
Kalung papanjajar merupakan kalung yang memiliki gantungan berwujud 3 lempengan perahu yang disusun secara berbeda-beda. Sedangkan kalung ringit merupakan kalung dengan sembilan buah uang ringit.

12. Perhiasan Pinggang Dan Lengan
Di bagian pinggang dan lengan, dikenai pakaian selempang pinang yang digantung secara melintang dan menyerupai bunga. Selain itu juga dikenakan sejenis ikat pinggang berbahan beludru yang berhias kelopak bunga dengan berbahan kuningan. Perhiasan pada bagian lengan adalah gelang burung, gelang kano, gelang bibit dan gelang duri.

Itulah berbagai jenis pakaian adat Lampung yang memiliki tampilan mempesona. Jenis-jenis pakaian adat Lampung tersebut membentuk suatu kombinasi berupa pakaian adat laki-laki atau pakaian adat perempuan. Setiap jenis-jenis pakaian adat tersebut erat dengan nilai filosofis yang dimiliki. Dengan banyaknya jenis pakaian adat, menunjukkan identitas Lampung sebagai kota yang kaya akan budaya.

Alat Musik Tradisional Lampung

1. Gambis Lunik atau Gambus Anak Buha
Siapa yang tidak kenal dengan alat musik Gambus. Alat musik ini sangat terkenal dipenjuru Indonesia, bahkan sampai ke mancanegara. Alat musik yang ada sejak masuknya Islam ke Indonesia memiliki perkembangan kegunaan, ada yang digunakan dengan Bahasa melayu, bahkan ditambahkan beberapa instrument lainnya.
Begitu pula dengan di Lampung, alat musik Gambus ini bernama Gambus Lunik, cara memainkannya dengan cara dipetik. Bagian badan dari alat musik ini terdapat membran yang umumnya memakai kulit kambing.
Alat musik Lampung ini terbuat dari kayu lemasa atau kayu pohon nangka, karena masyarakat Lampung percaya bahwa dengan kayu tersebut suara yang dihasilkan jauh lebih berkualitas.
Memiliki 4 buah tali atau dawai, pada awalnya dawai tersebut memakai serat nanas, namun seiring perkembangan jaman Gambus Lunik ini berkembang dari yang memakai benang, kawat, lalu yang terakhir senar.
Beberapa nama tali yang berada di Gambus Lunik tersebut:
1. Tali Pertama disebut Kuint, bernada E
2. Tali Kedua disebut Ganda, bernada B
3. Tali Ketiga disebut Goro, bernada F#
4. Tali Keempat disebut Tala, bernada C#
Setelan tali pada Gambus Lunik ini cenderung tidak tetap, sesuai dengan kemampuan penyanyi nya. Jika sang penyanyi menganggap itu terlalu rendah, maka harus terbalik ditinggikan. Begitu pula sebaliknya.
Fungsi dari alat musik ini adalah sebagai pengiring dan penuntun masuknya lagu Salimpat, yang langsung dipetik secara berulang-ulang. Walau fungsi awal dari alat musik ini adalah sebagai alat komunikasi antar warga desa dengan desa lainnya pada jaman dahulu. Alat musik ini juga sebagai fungsi senjata untuk menjaga diri yang dibawa oleh pemuda setelah mereka bertemu dirumah wanita yang dicintainya. Namun seiring waktu, alat musik ini berfungsi menjadi hiburan hajatan yang mengiringi tarian adat lampung , di sekitar tahun 1950. Acara hajatan itu juga sebagai ajang laki-laki dan wanita saling berkenalan.

2. Bende

Mirip dengan gong, alat musik Lampung ini dulunya dipakai sebagai memberikan tanda sebelum ada informasi yang ingin disampaikan oleh masyarakat. Bende juga dibutuhkan untuk kebutuhan bermusik. Cara memainkan alat musik ini adalah dipukul, lalu ia akan mengeluarkan suara. Mirip seperti kentungan.
Namun seiring waktu, alat musik ini digunakan untuk menjadi iringan trai tradisional adat Lampung. Menemukan alat musik ini tidak susah, karena masyarakat Lampung masih menyimpan alat musik ini dengan baik didalam rumah mereka sebagai peninggalan sejarah yang penting untuk dilestarikan. Nama lain Bende yaitu Canang.

3. Kompang
Berjenis alat musik gendang, alat musik ini biasanya dibuat dari kulit kambing lalu diikat dengan rotan. Bentuknya hampir serupa dengan rebana. Terdiri dari berbagai macam ukuran, ada yang berukuran 22.5cm, 27.5cm, dan sampai ada yang berukuran 35cm. Kompang ini dimainkan secara berkelompok, dengan posisi duduk, berdiri, maupun berjalan.
Untuk penggunaan bahan, Kompang harus memakai kulit dari binatang ternak yang sudah dibersihkan kemudian dikeringkan. Tidak boleh binatang lainnya. Alat musik ini juga disebut dengan alat musik membranofon, karena Kompang menghasilkan suara yang sangat bergetar ketika dipukul.

4. Cetik
Sejenis kolintang yang terbuat dari bambu lalu menghasilkan nada ketika dipukul menggunakan pemukul khusus, tidak bisa dipukul sembarangan. Beberapa ahli sejarah juga mengatakan bahwa cetik merupakan gamelan pertama di dunia.
Cetik menjadi pelajaran khusus di sekolah Hindu dan menjadi pelajaran normal di sekolah Lampung. Alat musik ini menjadi alat khusus pengiring musik di tempat ibadah umat Hindu yaitu Pura.
Kegunaan lain dari alat musik ini adalah sebagai pengiring upacara adat penting dan menyambut tamu penting dan agung. Untuk perkembangan alat musik ini masih dibilang sangat lambang.
Salah satu hal yang membuat perkembangan Cetik ini lambat adalah alat musik ini sulit untuk dipelajari karena tidak ada peraturan yang teratur dalam alat musik ini.

5. Serdam
Berbentuk persis seperti seruling dengan dibuat dari bambu, alat ini menghasilkan nada pentatonic saat ditiup. Perbedaan dari seruling dengan serdam adalah kalau seruling memiliki 7 lubang untuk ditiup, kalau serdam hanya memiliki 5 lubang nada.
Nada tangga yang dimiliki Serdam merupakan tangga nada dasar seperti G atau DO. Lalu kelima lubang tersebut meghasilkan nada RE, MI, SOL, LA, dan SI. Serdam menghasilkan senandung nada yang sendu dan sedih. Serdam juga digunakan sebagai pengiring Solis. Untuk penyebaran alat musik tradisional Lampung ini dikatakan cukup mudah, karena setiap lapisan masyarakata Indonesia senang mendengarkan bunyi senandung sendu yang menenangkan jiwa seperti bunyi Serdam ini.

6. Akordion
Alat musik satu ini berbahan dasar logam dengan bahan lainnya seperti kayu, kulit, kawat serta beludru. Berbentuk seperti orgel kamar, cara memainkan alat musik ini dengan menekan beberapa tombol seperti piano yang bergetar dikarenakan ada angin yang mempompa. 
Alat musik ini merupakan sala satu dari kelompok musik, karena alat ini dimainkan secara bersamaan dengan rebab dan biola.  Alat ini biasa juga digunakan untuk acara resepsi pernikahan atau untuk acara orkes gambus.

7. Membling
Berbahan dasar kayu, alat ini berjenis lut dimainkan secara dipetik dengan 2 dawai sebagai pelengkapnya. Bentuk Membling mirip dengan Kulcapi Batak atau biasa yang kita kenal adalah Hasapi. Bagian paling ujung Membling di desain ada orang memakai peci dengan posisi jongkok. Fungsi Membling ini dimainkan sama dengan fungsi Serdam, untuk mengungkapkan perasaan hati lewat alunan nada dan musik atau sebuah lagu. Di bagian badan alat ini terdapat corak yang mengelilingi permukaan alat musik tersebut. Berbentuk ramping mirip hampir seperti dengan ukulele, bedanya Membling lebih panjang.
Mumbling ini biasanya dimainkan secara sendiri, karena permainan ini lebih untuk menciptakan beberapa karya, atau paling tidak hanya sekedar untuk menikmati alunan yang dikeluarkan oleh Membling ini.

8. Kerenceng atau Terbangan
Dari banyak jenis alat musik yang terbuat dari bahan kulit kambing, Kerenceng atau Terbangan ini menjadi salah satunya. Dilengkapi dengan helaian rotan yang berfungsi untuk mengencangkan kulit kambing agar suara yang dikeluarkan dari kerenceng terdengar lebih nyaring dan jernih.
Alat musik ini berfungsi untuk mengiringi vocal, baik dalam acara ngarak dan dalam bentuk tabuh lama (butabuh) lalu diiringi oleh lagu-lagu dalam tabuh baru.

9. Gendang
Sama halnya dengan alat musik lainnya dengan alat musik lainnya, Gendang juga teruat dari kulit hewan sebagai bahan dasar dibagian yang dipukul untuk mengeluarkan suara. Gendang dari Lampung berkepala gandalalu berbentuk konikal (bagian atas besar dan bagian bawah mengecil) ini biasanya dimainkan bersama alat musik lainnya seperti Kulintang dan 2 Gong untuk mengiringi Pencak Silat.
Didalam sebuah permainan musik, Gendang biasanya menjadi pemimpin irama karena suara yang ia hasilkan sangat kencang mewakili suara irama alat musik lainnya di sebuah acara.

10. Sekhdap dan Bekhdah
Hampir sejenis dengan Kerenceng atau Terbangan, alat musik satu ini perbedaannya  hanya memiliki ukuran yang lebih besar 2x lipat dari Kerenceng. Untuk pengunaannya, semua sama dengan Kerenceng yaitu dipukul dan untuk mengiringi sebuah acara.

Senjata Tradisional Lampung

1. Terapang
Membahas yang paling utama dan popular di Lampung pada masanya, yaitu Terapang atau Tekhapang. Senjata ini sejenis keris khas yang digunakan bangsawan Lampung pada jaman dahulu untuk menjaga diri mereka dari serangan musuh.
Namun untuk jaman sekarang, senjata ini hanya digunakan sebagai properti dibagian pakaian adat laki-laki saat menikah sebagai lambang keberanian akan keselamatan istrinya.
Senjata ini sebetulnya jarang sekali dan tidak selalu ditemukan di Lampung. Hanya daerah tertentu seperti di daerah Tulang Bawang Udik dan Lampung Utara. Menurut arkeolog, senjata ini sudah ada sejak jaman kerajaan Tulang Bawang pada abad 12.

2. Payan
Diyakini bahwa menjadi senjata tradisional Lampung yang memiliki umur paling tua, Payan telah menjadi senjata yang digunakan prajurit berabad-abad lamanya pada masa kerajaan Tulang Bawang. Untuk bentuk, senjata ini mirip dengan tombak dengan ukuran sekitar 180 cm. Ujung mata ombak ini pun dibuat dari besi dengan sangat lancip.
Senjata ini dibagi menjadi 2 jenis:
  • Payan Kejang: memiliki gagang yang terbuat dari kayu berukuran hanya sampai 150 cm dengan ukuran mata tombak sekitar 40 cm.
  • Payan Buntak: dipercaya memiliki kekuatan magis atau gaib, Payan jenis ini harus dilapisi dengan werangka/sarung.

3. Badik
Dikenal dari Sulawesi, Badik juga terdapat dan sangat popular digunakan di daerah Lampung untuk melindungi diri dari serangan musuh atau dari serangan binatang buas. Senjata ini selalu diselipkan di ikat pinggang mereka dan menemani keseharian pria Lampung. Badik digunakan masyarakat Lampung dahulu ketika keadaan mereka sedang tertekan seperti dikeroyok dan dirampok berbarengan, barulah mereka mengeluarkan senjata Badik ini untuk melindungi diri dari serangan musuh atau serangan binatang buas.
Para arkeolog percaya bahwa masyarakat Lampung mulai mengenal senjata ini ketika masyarakat Bugis merantau ke Lampung pada jaman dahulu. Fungsi dan bentuknya pun hampir serupa dengan senjata yang dimiliki oleh suku Bugis.
Badik ini terbuat dari baja. Untuk mengukur keaslian, Badik ini hanya disentilkan dengan kuku jari, jika suara yang dikeluarkan sangat nyaring dan memekakkan telinga, sudah dipastikan Badik tersebut terbuat dari 100% baja tanpa ada bahan lainnya yang tercampur.
Badik juga digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu yang mempunyai bilah kecil dengan panjang 11 cm dan lebar 2 cm dan yang mempunya bilah yang lebih panjang dengan panjang sekitar 12 cm dan lebar 2 cm.

4. Candung 
Senjata ini paling sering digunakan dibanding dengan senjata lainnya, bahkan untuk sampai sekarang. Candung ini sebenarnya alat perkakas rumah yang digunakan untuk berladang, di dapur, sekaligus untuk melindugi diri ketika mereka sedang dihutan.
Senjata ini adalah sebilah golok biasa, dengan panjang sekitar mencapai 50cm, dengan bilat yang terbuat dari baja atau logam, sementara gagangnya terbuat dari kayu. Candung ini memiliki beberapa jenis dibedakan berdasarkan kegunaannya.
  • Candung Rampak Alu, digunakan hanya di dapur dan keperluan sehari-hari
  • Candung Canduk Kawik, digunakan untuk keperluan di ladang dan kebun.
  • Candung Lancip, digunakan untuk keperluan lebih khusus seperti menyembelih atau berperang.
Di daerah Lampung Utara (Lampung pesisir), biasanya senjata ini dinamakan dengan nama Laduk/Lancip.

Rumah Adat Lampung

Rumah Tradisional Khas Lampung

Nuwo Sesat, merupakan istilah yang diberikan untuk rumah adat Lampung. Istilah tersebut bersumber dari kata Nuwo artinya rumah dan Sesat artinya adat. Rumah adat ini digunakan oleh masyarakat Lampung sebagai tempat berkumpul atau balai desa. Pada saat ini fungsi dari rumah adat Lampung sudah digunakan sebagai hunian biasa bagi masyarakat Lampung.

Seperti pada umumnya rumah adat di pulau Sumatera, bangunan rumah adat Nuwo Sesat juga memiliki model rumah panggung. Hal ini tentunya memiliki alasan mengapa dibuat rumah panggung, karena daerah tersebut banyak terdapat sungai yang mengalir. Sehingga dibuat rumah membelakangi sungai dengan pola rapat yaitu dengan mengikuti aliran dari sungai. Alasan lain di desain rumah panggung ialah untuk menghindari atau mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan seperti binatang buas, jika terjadi gempa bumi bangunan tetap kokoh dan lain sebagainya.

Rumah panggung Nuwu sesat ini juga tentunya di lengkapi dengan tangga untuk mempermudah penghuni rumah masuk dan keluar rumah. Serta jika dilihat pada bagian teras rumah akan terdapat ember kecil atau disebut anjungan. Fungsi dari anjungan tersebut ialah sebagai tempat untuk warga bersenda gurau saat bersantai dengan tetangganya.

Ciri Khas yang paling menonjol dari rumah adat ini ialah pada bagian atap, memiliki bentuk payung berwarna putih, merah dan kuning. Lambang tersebut memiliki makna tingkat tetua bagi masyarakat Lampung. Umumnya ciri khas bangunan rumah adat Lampung terdiri dari beberapa bagian yaitu:
  • Pusiban, tempat utama untuk dilaksanakannya musyawarah resmi.
  • Anjungan/serambi, tempat dimana dilakukan penjamuan untuk tamu terhormat ataupun tempat kumpulnya purwatin.
  • Ruang Tetabuhan, tempat untuk menyimpan barang-batang tradisional seperti baju adat Lampung, alat musik tradisional dan lain sebagainya.
  • Ruang Gajah Merem, tempat bagi purwatin untuk beristirahat.
  • Kebik Tengah, kamar tidur penyimbang batin atau anak.
  • Ijan Geladak, jambat agung atau tangga yang dilengkapi dengan atap yakni payung berwarna putih, merah dan kuning.

Tarian Adat Lampung

1. Tari Melinting

Tarian Tradisional Melinting Khas Lampung


Tari Melinting adalah sebuah tari yang berlatar belakang cerita rakyat Lampung tentang kunjungan Sunan Gunung Jati ke Keraton Pulung. Tari ini  merupakan salah satu tarian adat masyarakat Lampung Timur. Nama tari mlinting diambil dari nama penciptanya yakni Pangeran Panembahan Mas atau Ratu Melinting yang memerintahkan sekitar abad ke-16 Masehi. Tata cara dari tarian mlinting banyak dipengaruhi unsur-unsur Islam.

Awal mulanya, tari yang tergolong sakral ini hanya dipentaskan di lingkungan istana pada acara ritual kehidupan keluarga istana atau yang biasa disebut dengan Gawi Adat Keagungan Keratuan Melinting. Para penari tari mlinting  pun hanya boleh diperagakan putra-putri Ratu Melinting di Balai Adat atau Rumah Sesat.

2. Tari Cangget
Lampung merupakan sebuah provinsi yang terletak paling selatan di Pulau Sumatera. Di provinsi ini penduduknya terbagi menjadi beberapa suku bangsa yaitu: Suku bangsa Jawa, Lampung,  Bali dan Sunda.

Pada Sukubangsa Lampung terbagi menjadi dua bagian yaitu lampung Sebatin dan Lampung Pepadun. Lampung Sebatin merupakan sebutan untuk orang Lampung yang berada di sepanjang pesisir pantai selatan Lampung. Sedangkan, Lampung Pepadun merupakan sebutan untuk orang Lampung yang asalnya dari Sekala Brak di punggung Bukit Barisan dan menyebar ke timur, tengah dan utara provinsi ini.

Sebagaimana masyarakat yang lainnya, mereka juga menumbuh kembangkan kesenian yang tak hanya berguna sebagai hiburan semata, namun jati dirinya. Dan, salah satu kesenian yang ditumbuh kembangkan oleh warga Lampung, khususnya Orang Pepadun merupakan jenis seni tari yang disebut “tari cangget”.

Sebelum kedatangan bangsa Jepang, tari cangget seringkali ditampilkan pada setiap upacara yang berhubungan dengan gawi adat, seperti: panen raya, upacara mendirikan rumah, dan mengantar orang yang pergi ibadah haji. Saat itu para biasanya orangtua memperhatikan dan menilai gerak-gerik mereka untuk membawakan tariannya.

Kegiatan seperti itu orang Lampung disebut nindai. Tujuannya tak hanya sekedar melihat gerak-gerik pemuda ataupun pemudi saat sedang menarikan tari cangget, melainkan untuk melihat juga kehalusan budi, keindahan dan ketangkasan saat mereka berdandan dan menggunakan pakaian adat Lampung.

Bagi pemuda dan pemudi itu sendiri menggunakan kesempatan tersebut bisa dijadikan sebagai arena pencarian jodoh. Dan, jika ada yang saling tertarik dan juga orang tuanya setuju, maka mereka meneruskan lagi ke jenjang perkawinan.

3. Tari Bedana
Tari Bedana biasanya dibawakan oleh pemuda-pemudi pada acara-acara adat ataupun acara-acara yang tak resmi sebagai ungkapan rasa gembira. Tari Bedana merupakan salah satu jenis Tari masyarakat Suku Lampung, baik Lampung Sebatin maupun Lampung Pepadun. Namun masing-masing mempunyai karakteristik, baik dari alat musik yang digunakan ataupun gerakan tarinya.

Estetika tari bedana membuat kedirian berasa selalu muda. Penuh antusiasme. Dan saat menyaksikan langsung tari bedana dipentaskan dengan senyuman yang manis muli-mekhanai, kita serasa diguyur oleh air pegunungan yang atis. Secara otomatis terpancing ingin larut dalam tari.

Tari bedana yang diyakini bernapaskan agama Islam adalah tari tradisional yang mencerminkan tata kehidupan masyarakat Lampung yang terbuka dan ramah sebagai simbol pergaulan dan persahabatan. Pada tari ini tergambar nilai akulturasi antara pranata sosio- cultural dan tata cara adat gaul anak muda Lampung dengan komitmen beragama.
tarian bedana lampung
Tari Bedana - Lampung

4. Tari Sembah

Tarian Tradisional Sembah Khas Lampung


Ada berbagai macam tarian yang menjadi aset budaya Provinsi Lampung. Salah satu jenis tarian tersebut yaitu Tari Sembah. Biasanya ritual tari sembah diadakan oleh masyarakat lampung dalam menyambut dan juga memberikan penghormatan kepada para undangan atau tamu yang datang. Mungkin bolehlah dikatakan menjadi sebuah tarian penyambutan.

Tari sambut atau tari sembah adalah tari selamat datang ataupun sekapur sirih yang menggambarkan rasa kegembiraan. biasanya tari ini digelar saat menyambut tamu atau dapat juga saat upacara selamatan maras taon dan resepsi, yang diiringi dengan nyayian dan musik yang mengekpresikan kehangatan dan kegembiraan pada penyambutan. dalam tarian ini diperagakan atraksi penaburan beras kunyit yang melambangkan doa permohonan kegembiraan dan keselamatan tamu. Selain menjadi ritual penyambutan, Tari Sembah seringkali dilaksanakan dalam upacara adat pernikahan masyarakat Lampung. Sekarang, Tari Sembah menjadi salah satu aset budaya Lampung yang dimunculkan dari setiap acara baik nasional, lokal atau pun internasional.
tarian sembah lampung

Ciri khas tarian Lampung seorang penari menggunakan kuku panjang yang terbuat dari tembaga atau emas dan tangan mereka menari dengan gemulainya.

Untuk kalian yang memerlukan file MS. Word artikel di atas silahkan klik di sini Pakaian Adat, Alat Musik dan Senjata Tradisional Khas Lampung.

Demikian pembahasan kita kali ini. Terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Semangat Pagi :)


Artikel Terkait


No comments:

Post a Comment