Hai adik-adik,
Kali ini kakak akan bagikan contoh Makalah Hubungan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Dengan
Penyakit Kronis Dan Cara Pencegahannya. Silahkan simak artikel berikut.
Makalah Hubungan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Dengan Penyakit Kronis Dan Cara Pencegahannya
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia 3 bulan terkahir ini digemparkan dengan musibah menyebarnya virus berbahaya yang berasal dari Wuhan (China), yaitu Virus Corona atau yang sering dikenal dengan sebutan COVID-19. Corona virus atau coronavirus adalah sekumpulan virus dari subfamili Orthocoronavirinae dalam ((keluarga Coronaviridae dan ((ordo Nidovirales. Korona virus ini dapat menyebabkan penyakit pada burung dan mamalia termasuk pada manusia. Bahayanya, virus ini ternyata dapat menular dari satu orang yang terinfeksi COVID-19 kepada yang belum terinfeksi sentuhan fisik.
Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019. Kasus ini diduga berkaitan dengan pasar hewan Huanan di Wuhan yang menjual berbagai jenis daging binatang, termasuk yang tidak biasa dikonsumsi, misal ular, kelelawar, dan berbagai jenis tikus.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan tersebut. Virus Corona atau COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan. Coronavirus sebetulnya tidak asing dalam dunia kesehatan hewan, tapi hanya beberapa jenis yang mampu menginfeksi manusia hingga menjadi penyakit radang paru.
Sebelum COVID-19 mewabah, dunia sempat heboh dengan SARS dan MERS, yang juga berkaitan dengan virus Corona. Dengan latar belakang tersebut, virus Corona bukan kali ini saja membuat warga dunia panik. Memiliki gejala yang sama-sama mirip flu, virus Corona berkembang cepat hingga mengakibatkan infeksi lebih parah dan gagal organ.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu virus COVID-19?
2. Bagaimana karakteristik atau ciri-ciri virus COVID-19?
3. Bagaimana hubungan virus COVID-19 dengan penyakit kronis?
4. Bagaimana cara pencegahan dan penanganan virus COVID-19?
1.3 Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian tentang virus COVID-19.
2. Dapat mengetahui karakteristik atau ciri-ciri virus COVID19.
3. Dapat mengetahui hubungan antara infeksi virus COVID-19 terhadap penyakit kronis.
4. Dapat mengetahui cara pencegahan dan penanganan virus COVID-19.
1.4 Tujuan
1. Mengetahui apa itu virus COVID-19.
2. Mengetahui karakteristik atau ciri-ciri virus COVID-19.
3. Mengetahui akibat infeksi virus COVID-19 pada penyakit kronis.
4. Mengetahui cara pencegahan dan penanganan virus COVID-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Virus COVID-19
Coronavirus merupakan (virus beramplop dengan genom RNA utas tunggal plus dan nukleokapsid berbentuk heliks simetris. Jumlah genom coronavirus berkisar antara 27–34 kilo pasangan basa, terbesar di antara virus RNA yang diketahui. Nama coronavirus berasal dari bahasa Latin corona yang artinya mahkota, yang mengacu pada tampilan partikel virus (virion): mereka memiliki pinggiran yang mengingatkan pada mahkota atau korona matahari. Pada tubuh manusia, coronavirus menyebabkan (infeksi saluran pernapasan yang umumnya ringan, seperti pilek, meskipun beberapa bentuk penyakit seperti SARS, MERS, dan COVID-19 sifatnya lebih mematikan. Manifestasi klinis yang muncul cukup beragam pada spesies lain: pada ayam, coronavirus menyebabkan penyakit saluran pernapasan atas, sedangkan pada sapi dan babi menyebabkan diare. Belum ada vaksin atau obat antivirus untuk mencegah atau mengobati infeksi coronavirus pada manusia.
Coronavirus ditemukan pada 1960 Virus yang paling awal ditemukan adalah virus bronkitis infeksius pada ayam dan dua virus dari rongga hidung manusia dengan flu biasa yang kemudian diberi nama (human coronavirus 229E dan human coronavirus OC43. Sejak saat itu, anggota coronavirus yang lain mulai diidentifikasi, termasuk SARS-CoV pada 2003, (HCoV NL63 pada 2004, (HKU1 pada 2005, MERS-CoV (sebelumnya dikenal sebagai 2012-nCoV) pada 2012, dan SARS-CoV-2 (sebelumnya dikenal sebagai 2019-nCoV) pada 2019; sebagian besar dari virus-virus ini terkait dengan infeksi saluran pernapasan yang serius. Penularan coronavirus dari manusia ke manusia diperkirakan terjadi melalui kontak langsung dalam jarak dekat lewat tetesan kecil atau percikan (droplet) dari saluran pernapasan yang dihasilkan penderita saat bersin dan batuk.
2.2 Cara Hidup Virus COVID-19
1. Bisa Bertahan Beberapa Jam
Virus corona bisa hidup selama di luar tubuh kita dan bertahan cukup lama, tergantung pada benda apa virus ini menempel. Melansir dari NPR, sebuah studi menemukan bahwa virus corona dapat bertahan hidup di permukaan keras seperti plastik dan stainless steel hingga 72 jam dan di atas kardus hingga 24 jam. Virus ini memiliki kemampuan untuk tetap hidup selama berhari-hari. Meski WHO sebelumnya pernah memperkirakan waktu bertahan hidup di permukaan adalah beberapa jam hingga beberapa hari (James Llyod-Smith, 2020). Berdasarkan penelitian pada virus corona lain, ini adalah studi pertama para ilmuwan di laboratorium federal untuk menguji virus yang sebenarnya menyebabkan pandemi, SARS-CoV-2.
2. Tidak Bisa Hidup Sendiri
Cara hidup virus corona selanjutnya, dia membutuhkan bahan lain untuk bisa bertahan lama di permukaan. Virus ini tidak bisa hidup sendiri sehingga untuk bereplikasi dia membutuhkan sel hidup. Berbeda dengan bakteri, jika kita cemplungkan dalam sirup dia bisa tumbuh. Bahan biologic itu seperti saat mengeluarkan itu kan ada air liur, ada cairan hidung dan ada sel-sel mati yang dilepaskan dari saluran pernapasan. Itu yang bisa mendukung hidupnya virus di luar tubuhnya manusia (Prof. Amin, 2020).
3. Virus COVID-19 Termasuk Sensitif
Ternyata selama bisa menjaga kebersihan dan mensterilkan berbagai benda di sekitar bisa ikut membunuh virus ini. Jika bendanya kering dan virus tidak ada pendukungnya, dia bisa beberapa jam mati, dengan catatan dia sendiri tidak ada bahan lain yang mendukung. Apalagi jika di permukaan meja lalu dibersihkan dengan bahan kimia dia bisa mati. Kena sabun saja dia bisa inactive kena alkohol juga bisa inactive. Jadi sebetulnya dia cukup sensitif terhadap suhu yang agak hangat. Tapi ini belum selesai diidentifikasi pada virus sars coronavirus yang dua ini. Ini data-data virus corona pada umumnya (Prof. Amin, 2020).
4. Tidak Berlangsung Lama Jika Terkena Matahari
Cara hidup virus corona selanjutnya yang tidak bisa berlangsung lama ketika terkena panas matahari. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh NPR, Sinar ultraviolet bisa menjadi desinfektan yang sangat kuat dan kita mendapatkan banyak sinar UVA dari matahari, (Kuritzkes, 2020). Misalkan, virus mencemari jendela atau meja yang terpapar sinar, itu mungkin tidak berlangsung lama. Kondisi seperti suhu, kelembaban dan cahaya. Jadi kemampuan bertahan juga bervariasi (James Llyod-Smith, 2020).
5. Risiko dari Sentuhan, Bukan Makanan
Sebagian besar infeksi dari virus corona baru dimulai dengan sistem pernapasan, bukan pada saluran pencernaan. Jadi infeksi yang diperoleh virus dari tangan Anda yang menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda sendiri. Para ilmuwan di the Rocky Mountain Laboratories in Montana, bagian dari National Institutes of Health, melakukan penelitian terhadap benda yang terkontaminasi virus corona, serta melakukan serangkaian percobaan yang membandingkan virus corona baru dengan virus SARS. Guna mengetahui permukaan piring, tombol lift, gagang pintu, dan sebagainya yang terkena tetesan pernapasan orang yang terinfeksi. Makanan mungkin bukan faktor risiko utama di sini, (Kuritzkes, 2020).
6. Jangkauan Sekitar 2 Meter dan Mencari Tempat Baru
Ketika virus dilemparkan keluar dari mulut atau hidung seseorang, dia tidak akan terlempar atau terbang jauh. Karena selalu dalam partikel droplet itu (Prof. Amin, 2020). Menurut beberapa laporan, sekitar jauhnya kurang dari 2 meter. Mekanisme virus corona untuk mencari rumah baru, virus yang terlempar bisa saja menempel ke muka orang yang di depannya. Kalau tidak langsung, partikel droplet itu bisa jatuh ke permukaan apapun, bisa meja, pintu, pegangan pintu. Dia bisa hidup di situ selama ada bahan biologic yang menopang hidupnya, dia bisa bertahan lama.
7. Daya Tular yang Tinggi
Lebih lanjut, cara hidup virus corona yang membutuhkan bahan lain untuk bisa bertahan hidup selama di permukaan benda ada sel hidup yang membantunya. Daya tularnya cukup tinggi. Ada satu studi yang melaporkan bahwa virus corona ini memiliki daya tular sampai sekitar 20 kali lebih dari virus sars yang pertama. Dia (virus corona) akan menjadi partikel yang lebih kecil. Sehingga pihak RS menggunakan masker N95 bukan hanya masker bedah. Itulah sifat-sifat virus corona pada umumnya, kemungkinan besar virus sars corona 2 ini juga memiliki sebagian besar sifat-sifat seperti itu (Prof. Amin, 2020).
8. Virus Corona Tidak Kuat Hidup di Suhu Panas
Virus corona dikabarkan tidak mampu bertahan terlalu lama di suhu panas. Meskipun begitu tidak bisa dianggap sepele, karena kemampuannya yang mampu menular hingga ke negara tropis. Memang apabila benda terkontaminasi virus corona dan tidak memiliki bahan atau sel hidup yang membantunya bertahan hidup, lalu terkena sinar matahari ada kemungkinan cepat mati. Tapi lain halnya bila benda tersebut lebih cepat dipegang oleh orang lain sebelum mati. Karena negara tropis pun dia punya cukup waktu untuk bertahan menularkan ke orang lain. Ada yang bilang 15 menit dia mati. Cukup lama jika di tempat ramai, tempat yang tertular bisa dipegang oleh orang lain (Prof. Amin, 2020).
9. Bedanya Hidup di Bahan Keras dan Lembut
Cara hidup virus corona di permukaan benda dari yang keras hingga lembut seperti kain, masih dalam proses studi lebih lanjut. Masih banyak yang tidak diketahui tentang ketahanan virus pada jenis permukaan lain seperti pakaian, atau karpet. Berdasarkan penelitian pakar penyakit menular di Brigham and Women's Hospital, Daniel Kuritzkes tampaknya permukaan datar dan permukaan keras lebih ramah terhadap virus daripada permukaan kain atau kasar. Sebagai antisipasi, setiap kali Anda selesai beraktivitas di luar sebaiknya segera mengganti baju dan mencucinya dengan sabun untuk membunuh bakteri dan virus yang menempel.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Cara Virus COVID-19 Menginfeksi Tubuh Manusia
1. Penyebab Awal Virus COVID-19
Meskipun masih terdapat polemik mengenai perihal penyebab pasti dari 2019-nCoV, baik pakar maupun otoritas kesehatan terus bergerak untuk melakukan penelitian lanjutan maupun penanganan terkait virus ini. "Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya, dimana SARS-Cov berasal dari kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh unta. Sejauh ini, diperoleh kesimpulan apabila 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu berlanjut ke ular, dan berakhir masuk ke manusia. Karena itu, masyarakat disarankan untuk menghindari konsumsi satwa liar," ujar Prof. Soewarno, drh., M.Si. yang merupakan seorang akademisi dari Universitas Airlangga (Unair).
2. Masa Inkubasi
Masa ini adalah saat virus memantapkan dirinya. Virus ini bekerja dengan masuk ke dalam sel-sel tubuh dan kemudian membajaknya. Virus corona, yang secara resmi disebut Sars-CoV-2, dapat menyerang tubuh kita, yakni ketika seseorang batuk di dekat kita kemudian terhirup oleh kita atau ketika kita menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus dan kemudian mengusap wajah. Pertama, virus menginfeksi sel-sel yang melapisi tenggorokan, saluran udara, dan paru-paru, lalu mengubahnya menjadi "pabrik virus corona" yang memuntahkan sejumlah besar virus baru dan terus menginfeksi lebih banyak sel. Pada tahap awal ini, kita tidak akan sakit dan beberapa orang mungkin tidak pernah mengalami gejala. Masa inkubasi—waktu antara infeksi dan gejala pertama muncul—sangat bervariasi. Tetapi rata-rata lima hari.
3. Penyakit Ringan
Ini yang akan dialami kebanyakan orang. COVID-19 adalah infeksi ringan untuk delapan dari 10 orang yang terpapar. Gejala utamanya adalah demam dan batuk. Nyeri tubuh, sakit tenggorokan, dan sakit kepala semuanya mungkin terjadi, tetapi tidak selalu. Demam, dan umumnya merasa tak enak badan, adalah kondisi yang terjadi ketika sistem kekebalan tubuh kita merespons infeksi. Tubuh kita telah mengenali virus itu sebagai penyerang yang tidak bersahabat dan memberi isyarat ke seluruh tubuh bahwa ada sesuatu yang salah dengan melepaskan bahan kimia yang disebut sitokin. Bahan kimia ini menggalang sistem kekebalan tubuh, tetapi juga menyebabkan tubuh nyeri, sakit, dan demam. Batuk akibat virus corona, pada mulanya adalah batuk yang kering dan ini mungkin disebabkan oleh iritasi sel ketika sel itu terinfeksi oleh virus. Beberapa orang akhirnya akan mulai batuk berdahak - lendir tebal yang mengandung sel-sel paru-paru mati, yang terbunuh oleh virus. Gejala-gejala ini diobati dengan beristirahat, mengonsumsi banyak cairan dan parasetamol. Kita tidak akan memerlukan perawatan di rumah sakit. Tahap ini berlangsung sekitar satu minggu - kebanyakan orang pulih pada titik ini karena sistem kekebalan tubuh telah memerangi virus. Namun, beberapa akan menderita penyakit yang lebih serius. Namun, ada penelitian yang menunjukkan penyakit ini dapat menyebabkan lebih banyak gejala, seperti pilek.
4. Penyakit Parah
Jika penyakit ini berkembang, itu terjadi karena sistem kekebalan tubuh bereaksi berlebihan terhadap virus. Sinyal-sinyal kimiawi itu tersebar ke seluruh tubuh sehingga menyebabkan peradangan. Tetapi keadaan ini perlu diseimbangkan. Terlalu banyak peradangan dapat menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Virus ini memicu ketidakseimbangan dalam respon kekebalan tubuh. Bagaimana virus itu melakukan ini, kami tidak tahu. (Dr. Nathalie MacDermott, 2020). Peradangan paru-paru disebut pneumonia. Jika kita mencermati alur pernapasan, di paru-paru terdapat kantong-kantong udara berukuran kecil. Di sinilah oksigen bergerak ke dalam darah dan karbon dioksida bergerak keluar. Tetapi dalam kasus pneumonia, kantung-kantung kecil mulai terisi dengan air dan pada akhirnya dapat menyebabkan kesulitan bernapas. Beberapa orang membutuhkan ventilator untuk membantu mereka bernafas. Tahap ini diperkirakan terjadi pada sekitar 14% orang, berdasarkan data dari China.
5. Penyakit Kritis
Diperkirakan sekitar 6% pasien dari kasus-kasus virus corona, menjadi sakit kritis. Pada titik ini tubuh mulai gagal dan ada peluang nyata kematian. Masalahnya adalah sistem kekebalan tubuh sekarang di luar kendali dan menyebabkan kerusakan di seluruh tubuh. Ini dapat menyebabkan syok septik, keadaan di mana tekanan darah turun ke tingkat rendah yang berbahaya dan organ-organ berhenti bekerja atau dengan kata lain gagal total. Sindrom gangguan pernapasan akut yang disebabkan oleh peradangan di paru-paru, membuat tubuh tidak mendapatkan oksigen yang cukup, yang dibutuhkan untuk bertahan hidup. Ini dapat menghentikan fungsi ginjal yang bekerja untuk membersihkan darah. Keadaan itu juga bisa merusak lapisan usus kita. Virus ini membuat tingkat peradangan yang sangat tinggi sehingga dapat mengakibatkan kematian. Dan jika sistem kekebalan tidak bisa mencapai puncak virus, maka pada akhirnya dia akan menyebar ke setiap sudut tubuh di mana ia dapat menyebabkan lebih banyak kerusakan. Perawatan pada tahap ini akan melibatkan banyak alat kesehatan, dan dapat mencakup Extracorporeal Membrane Oxygenation (ECMO) untuk membantu pernapasan. Pada dasarnya ECMO adalah paru-paru buatan yang mengeluarkan darah dari tubuh melalui tabung tebal, mengoksigenasi dan memompanya kembali. Tetapi pada akhirnya kerusakan dapat mencapai tingkat fatal di mana organ tidak lagi dapat menjaga tubuh tetap hidup.
6. Kematian Pertama
Dokter telah menggambarkan bagaimana beberapa pasien meninggal meskipun para dokter sudah berusaha keras menyelamatkan mereka. Dua pasien pertama yang meninggal di Rumah Sakit Jinyintan di Wuhan, Cina, yang dirinci dalam jurnal Lancet Medical, tampaknya sehat, meskipun mereka perokok jangka panjang, dan itu mungkin melemahkan paru-paru mereka. Yang pertama, seorang pria berusia 61 tahun, menderita pneumonia berat pada saat dia tiba di rumah sakit. Dia menderita kesulitan pernapasan akut, dan meskipun memakai ventilator, paru-parunya gagal dan jantungnya berhenti berdetak. Dia meninggal 11 hari setelah dia dirawat. Pasien kedua, seorang pria berusia 69 tahun, juga menderita sindrom gangguan pernapasan akut. Dia sudah dirawat dengan mesin ECMO tetapi upaya itu tidak cukup. Dia meninggal karena pneumonia parah dan syok septik ketika tekanan darahnya 'kolaps'.
3.2 Hubungan Infeksi Virus Corona (Covid-19) Dengan Penyakit Kronis
Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea. Virus dapat dengan mudah menginfeksi manusia yang memiliki sistem imun (kekebalan tubuh) rendah. Nah, pada orang yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit ginjal, diabetes dan jantung tentunya infeksi virus ini sangat membahayakan.
Penyakit gagal ginjal diketahui tinggi risiko terkena covid-19. Hal tersebut disampaikan salah satu anggota Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH. Dokter Pringgo menjelaskan bahwa pada saat keadaan gagal ginjal, terjadi kondisi daya tahan tubuh yang menurun. Imun di dalam tubuh yang menurun tersebut bisa disebabkan oleh kondisi lingkungan di tubuh yang sudah berubah.
"Sudah berubah, berbeda, banyak toxic, menurunkan daya tahan tubuh," tuturnya.
Maka demikian, perlu dilakukan upaya penanganan yang tepat untuk pasien gagal ginjal. Utamanya, harus menghindari kontak langsung dengan pasien covid-19.
"Pakai masker, cuci tangan, sama seperti populasi umum, tapi memang lebih ketat lagi. Karena, daya tahan tubuh pada pasien dengan gagal ginjal ini sudah turun," jelasnya.
Sementara itu, pasien gagal ginjal juga berpengaruh terhadap gangguan jantung. Semakin turun fungsi ginjalnya, resiko penyakit jantung makin tinggi seperti serangan jantung, dan gagal jantung.
"Juga penyakit jantung, orang yang sakit jantung biasanya pembuluh darahnya terganggu, karena terganggu kan yang koroner, jadi pembuluh darah di ginjal pasti ada gangguan ginjal terganggu," paparnya.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai status virus sebagai makhluk hidup atau sebagai struktur organik yang berinteraksi dengan makhluk hidup. Karena karakteristik khasnya ini, virus COVID-19 selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu (penyakit kronis) pada manusia.
3.3 Cara Pencegahan COVID-19
1. Sering Mencuci Tangan
Sering-seringlah mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir selama 20 detik. Apabila sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan atau hand sanitizer yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol. Dianjurkan untuk menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut Anda dengan tangan yang belum dicuci.
2. Hindari Kontak Dekat
Hindarilah kontak secara dekat dengan orang lain yang sedang sakit. Beri jarak antara diri Anda dan orang lain jika virus corona telah menyebar di komunitas Anda. Ini sangat penting bagi orang-orang yang berisiko lebih tinggi untuk sakit parah.
3. Jaga Jarak Sosial (Social Distancing)
Satu di antara pencegahan penyebaran virus Corona yang efektif adalah jaga jarak sosial. Hal ini sebenarnya juga telah disuarakan oleh Pemerintah agar masyarakat jaga jarak fisik atau physical distancing. Dengan menerapkan physical distancing ketika beraktivitas di luar ruangan atau tempat umum, Anda sudah melakukan satu langkah mencegah terinfeksi virus Corona. Jaga jarak Anda dengan orang lain sekitar satu meter. Jaga jarak fisik tak hanya berlaku di tempat umum, di rumah pun juga bisa diterapkan.
4. Gunakan Masker jika Sakit
Jika sakit, Anda harus mengenakan masker ketika berada di sekitar orang lain dan sebelum Anda memasuki kantor penyedia layanan kesehatan. Jika Anda tidak dapat memakai masker (misalnya, karena menyebabkan kesulitan bernapas), maka Anda harus melakukan yang terbaik untuk menutupi saat batuk dan bersin Anda. Selain itu, jika Anda sedang dirawat, orang yang merawat Anda harus memakai masker jika mereka memasuki ruangan Anda.
5. Tetap Tinggal di Rumah
Dengan tidak keluar rumah alias tetap berada di dalam rumah, akan meminimalisir Anda untuk terjangkit virus corona. Hal ini juga yang terus digalakkan oleh pemerintah agar penyebaran virus corona tidak meluas. Juru bicara pemerintah untuk penanganan virus corona Achmad Yurianto menyebut, anak muda berpotensi besar sebagai pembawa mikroorganisme SARS-CoV-2 yang menyebabkan COVID-19. Sebagai pembawa mikroorganisme, anak muda sangat mungkin menularkannya pada orang tua atau manusia usia lanjut (manula). Untuk itu, diimbau agar tetap berada di dalam rumah hingga wabah COVID-19 menghilang dari Indonesia.
6. Hindari Menyentuh Mata, Hidung dan Mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat mengandung banyak virus pula. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut Anda. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh Anda dan bisa membuat Anda sakit.
7. Hindari Kerumunan
Karena dalam kerumunan, sangat memungkinkan terjadinya penularan apabila ada salah satu orang yang terinfeksi virus corona. Pemerintah Indonesia bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia dan pihak lainnya, telah membuat peraturan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas keramaian selama pandemi virus Corona.Tak hanya tempat umum, seperti tempat makan, gedung olah raga, tetapi tempat ibadah saat ini harus mengalami dampak tersebut. Tindakan tersebut adalah upaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Untuk saat ini, dianjurkan lebih baik melakukan aktivitas di rumah agar pandemi virus corona cepat berlalu.
8. Tidak Berjabat Tangan
Dengan tidak melakukan jabat tangan, akan menghindarkan terjadinya kontak kulit. Hal itu akan sedikit mampu mencegah penyebaran virus corona. Untuk saat ini menghindari kontak adalah cara terbaik. Tangan dan wajah bisa menjadi media penyebaran virus corona.
9. Selalu Perbaharui Informasi terkait COVID-19
Tetap ikuti informasi tentang perkembangan terbaru tentang COVID-19. Ikuti saran yang diberikan oleh penyedia layanan kesehatan, otoritas kesehatan publik nasional dan lokal tentang cara melindungi diri sendiri dan orang lain dari COVID-19. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang apakah COVID-19 menyebar di daerah kita. Mereka merupakan otoritas paling baik untuk memberi nasihat tentang apa yang harus dilakukan orang di daerah kita untuk melindungi diri mereka sendiri.
10. Segera ke Rumah Sakit bila Alami Gejala COVID-19
Jika kita mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu. Ikuti arahan otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah kita. Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan dengan cepat mengarahkan kita ke fasilitas kesehatan yang tepat. Ini juga akan melindungi kita dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
3.4 Cara Penanganan COVID-19
1. Tetap di Rumah
Cara penanganan yang pertama bagi kita yang mengalami sakit atau gejala ringan COVID-19 dapat pulih di rumah. Hindari keluar rumah, kecuali untuk mendapatkan perawatan medis. Selain itu, hindari mengunjungi tempat umum dan berkerumunnya orang-orang. Tetap berkomunikasi dengan dokter, dan hubungi sebelum kita mendapatkan perawatan medis. Pastikan untuk mendapatkan perawatan apabila kondisi kita menjadi lebih buruk, seperti napas setengah-setengah dalam waktu lama atau kepala pusing seperti semuanya berputar.
2. Hindari Transportasi Umum
Hindari menggunakan transportasi umum, berbagi perjalanan dengan orang lain, atau taksi. Menggunakan transportasi umum yang dipenuhi banyak orang, bisa memicu mereka untuk tertular. Bagi kita yang merasa sakit ringan, sebainya banyak istirahat di rumah.
3. Jaga Jarak dengan Anggota Keluarga
Cara penanganan virus corona bila kita merasakan gejala ringannya, pastikan untuk menjaga jarak dengan anggota keluarga lain supaya tidak tertular. Gunakan kamar tidur sendiri, serta jika tersedia dan memungkikan menggunakan kamar mandi terpisah.
4. Batasi Kontak dengan Hewan Peliharaan
Cara penanganan selanjutnya, membatasi kontak dengan hewan peliharaan dan hewan lain. Meskipun belum ada laporan tentang hewan peliharaan atau hewan lain yang sakit dengan COVID-19. Masih disarankan oleh para ahli supaya orang dengan gejala virus corona membatasi kontak dengan hewan sampai hasil penelitian secara pasti disampaikan. Jika memungkinkan, mintalah anggota keluarga lain yang merawat hewan peliharaan saat Anda sakit COVID-19. Apabila kita harus merawat hewan peliharaan, pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan setelah kita berinteraksi dengan mereka. Pantau selalu informasi mengenai COVID-19 dan hewan untuk lebih lanjut.
5. Hubungi Dokter Sebelum Mengunjungi
Menghubungi dokter klinik kita atau departemen darurat, serta memberi tahu mereka bahwa kita memiliki atau mungkin memiliki COVID-19. Hal ini akan membantu kantor melindungi diri mereka sendiri dan pasien lain.
6. Gunakan Masker Saat Sakit
Cara penanganan virus corona jika kita sakit berikutnya, gunakanlah masker di sekitar orang lain dan sebelum kita memasuki wilayah penyedia layanan kesehatan. Bagi anggota keluarga atau perawat yang mengasuh/mendampingi kita selama sakit tersebut, sarankan dia untuk menggunakan masker.
7. Tutup Saat Bersin dan Batuk
Cara penangan jika Anda sakit selanjutnya selalu menutup hidung dan mulut dengan tisu atau tangan, saat bersin maupun batuk. Jangan biarkan cairan dari dalam yang mungkin bersama virus dan sel aktif menempel di permukaan. Kemudian buang tisu bekas bersin tadi dalam tempat sampah, dan cuci bersih tangan menggunakan sabun dan air. Jika tidak ada, gunakan cairan berbasis alkohol minimal 70 persen atau hand sanitizer.
8. Sering Cuci Tangan dan Hindari Menyentuh Wajah
Cara penanganan jika Anda merasa sakit dan gejala COVID-19 dengan sesering mungkin mencuci tangan dengan waktu sekitar 20 detik. Kemudian hindari menyentuh wajah, terutama hidung, mata, dan mulut menggunakan tangan yang kotor.
9. Tidak Berbagi Benda
Jangan berbagi piring, cangkir, gelas, peralatan makan, handuk, serta tempat tidur dengan anggota keluarga di rumah. Segera cuci bersih setiap barang yang telah Anda gunakan dengan sabun dan air.
10. Gunakan Desinfektan pada Permukaan Sentuhan Tinggi
Cara penanganan jika Anda mungkin sakit COVID-19 atau positif virus corona, dengan melakukan sterilisasi di rumah. bagi pengasuh atau anggota keluarga untuk segera semprot desinfektan kamar mandi yang baru saja Anda gunakan. Pada waktu tertentu, semprot pula desinfektan di kamar tidur Anda. Permukaan dengan sentuhan tinggi yang perlu dibersihkan pula, seperti telepon, remote control, handphone, meja, gagang pintu, perlengkapan kamar mandi, toilet, keyboard, tablet, dan meja samping tempat tidur.
11. Memantau Gejala Diri Sendiri
Segera cari perawatan medis jika kondisi kesehatan kita memburuk, misalkan jika kita kesulitan bernapas. Hubungi dulu dokter yang bersangkutan dan beri tahu mereka gejala yang kita alami. Kenakan masker muka sebelum kita datang ke rumah sakit, serta menjaga jarak dengan orang lain di rumah sakit setidaknya 6 kaki atau 2 meter. Ikuti instruksi perawatan dari penyedia layanan kesehatan dan departemen kesehatan setempat.
12. Mulai Menghentikan Isolasi di Rumah
Cara penanganan jika kita merasa mungkin menderita COVID-19 yang telah tinggal di rumah (terisolasi di rumah) dapat menghentikan penularan. Jika kita tidak menjalani tes untuk menentukan apakah kita masih menular, boleh meninggalkan rumah dengan syarat :
• Tidak demam selama setidaknya 72 jam, yakni tiga hari penuh tanpa demam dan tidak menggunakan obat yang mengurangi demam.
• Gejala lain telah membaik, seperti batuk atau sesak napas Anda tidak kambuh.
• Sudah 1 hingga 2 minggu tidak sakit sejak merasakan gejala pertama kali.
Yang paling tepat adalah kita menerima dua tes negatif berturut-turut dalam 24 jam secara terpisah dari dokter barulah kita bisa keluar rumah dengan tetap menggunakan masker.
13. Tidak Konsumsi Ibuprofen
Sebagai tambahan dalam cara penanganan virus corona jika kita sakit, melansir dari health.harvard.edu, WHO menyarankan agar tidak menggunakan ibuprofen (Motrin, Advil, banyak versi generik) untuk gejala COVID-19. Meskipun masih pengamatan dan belum ada studi ilmiah, saat ini tampaknya lebih bijaksana untuk menggunakan acetaminophen. Guna membantu mengurangi demam dan rasa sakit, nyeri yang berkaitan dengan infeksi virus corona.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
1. Virus COVID-19 adalah virus yang menyerang sistem imunitas manusia. Virus ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan gejala yang menyerupai penyakit pneumonia. Orang yang memiliki riwayat penyakit kronis seperti penyakit ginjal, jantung dan diabetes lebih mudah tertular dan bila tidak ditindaklanjuti dapat berujung hingga kematian.
2. Virus COVID-19 dapat hidup lama di beberapa jenis benda yang membuat virus ini sulit untuk dimusnahkan. Virus ini cepat menyebar melalui bersin dan batuk (droplet).
3. Virus COVID-19 dapat menyebar melalui droplet yang dikeluarkan oleh sang penderita dan menular dari orang ke orang.
4. Cara penanganannya dapat dilakukan dengan langsung mencuci tangan sehabis dari luar ruangan atau sanitasi pada tempat yang mungkin telah terpapar.
5. Bagi orang yang mengalami gejala tertular Virus COVID-19 dapat langsung menghubungi dokter atau membatasi diri untuk tidak melakukan kontak dengan orang lain sehingga dapat mencegah penularan virus ini.
4.2 Saran
Saran penulis kepada para pembaca adalah untuk selalu menjaga kesehatan secara maksimal dengan olahraga yang teratur serta mengkonsumsi makanan yang bergizi juga jauhi keramaian serta tidak keluar rumah. Apabila mendesak, sehabis dari luar ruangan segeralah mencuci tangan.
Untuk yang memerlukan file Ms. Word artikel ini silahkan download di sini Contoh Makalah tentang Hubungan Infeksi Virus Corona dengan Penyakit kronis dan Cara Pencegahannya.
Demikianlah postingan kali ini, terima kasih sudah berkunjung ke blog ini. Jangan lupa support kami dengan cara Follow atau Ikuti blog ini. Ayo Semangat :)
Penulis Makalah : Ika
Editor : Annas
Sumber :
- Wikipedia, 2020 dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Koronavirus diakses pada tanggal 30 Maret 2020.
- dr. Pringgodigdo Nugroho, Sp.PD-KGH https://www.medcom.id/rona/kesehatan/ybDleR0b-hubungan-penyakit-ginjal-kronis-dengan-covid-19 diakses pada tanggal 31 Maret 2020.
- Prof. Soewarno, drh., M.Si., https://edukasi.kompas.com/read/2020/03/05/09490121/akademisi-unair-beberkan-sejarah-virus-corona-kelelawar-penyebabnya diakses pada tanggal 1 April 2020.
- James Llyod-Smith, 2020 dalam https://m.merdeka.com/trending/9-cara-hidup-virus-corona-yuk-cegah-agar-tak-menular-kln.html diakses pada tanggal 1 April 2020.
- Prof. Amin, 2020 dalam https://m.merdeka.com/trending/9-cara-hidup-virus-corona-yuk-cegah-agar-tak-menular-kln.html diakses pada tanggal 1 April 2020.
- Daniel Kuritzkes, 2020 dalam https://m.merdeka.com/trending/9-cara-hidup-virus-corona-yuk-cegah-agar-tak-menular-kln.html diakses pada tanggal 1 April 2020.
- Wikipedia, 2016 dalam https://id.m.wikipedia.org/wiki/Virus diakses pada tanggal 2 April 2020.
- CDC, 2020 dalam https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/26/195000165/simak-ini-10-cara-pencegahan-agar-terhindar-dari-virus-corona diakses pada tanggal 2 April 2020.
- WHO, 2020 dalam https://m.merdeka.com/trending/13-cara-penanganan-virus-corona-jika-anda-sakit-dan-mengalami-gejala-covid-19-kln.html diakses pada tanggal 2 April 2020
.
Numpang promo ya Admin^^
ReplyDeleteajoqq^^com
mau dapat penghasil4n dengan cara lebih mudah....
mari segera bergabung dengan kami.....
di ajopk.club....^_~
segera di add Whatshapp : +855969190856
agen dengan 100% player vs player hanya di IONQQ :)
ReplyDeleteWA : +855 1537 3217